Ikan mas merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, berbadan memanjang pipih kesamping dan lunak. Ikan mas sudah dipelihara sejak tahun 475 sebelum masehi di Cina. Di Indonesia ikan mas mulai dipelihara sekitar tahun 1920. Ikan mas yang terdapat di Indonesia merupakan merupakan ikan mas yang dibawa dari Cina, Eropa, Taiwan dan Jepang. Ikan mas Punten dan Majalaya merupakan hasil seleksi di Indonesia. Sampai saat ini sudah terdapat 10 ikan mas yang dapat diidentifikasi berdasarkan karakteristik morfologisnya.
SENTRA PERIKANAN IKAN MAS
Budidaya ikan mas telah berkembang pesat di kolam biasa, di sawah, waduk, sungai air deras, bahkan ada yang dipelihara dalam keramba di perairan umum. Adapun sentra produksi ikan mas adalah: Ciamis, Sukabumi,Tasikmalaya, Bogor, Garut, Bandung, Cianjur, Purwakarta
JENIS IKAN MAS
Dalam ilmu taksonomi hewan, klasifikasi ikan mas adalah sebagai berikut:
Kelas : Osteichthyes
Anak kelas : Actinopterygii
Bangsa : Cypriniformes
Suku : Cyprinidae
Marga : Cyprinus
Jenis : Cyprinus carpio L.
Saat ini ikan mas mempunyai banyak ras atau stain. Perbedaan sifat dan cirri dari ras disebabkan oleh adanya interaksi antara genotipe dan lingkungan kolam, musim dan cara pemeliharaan yang terlihat dari penampilan bentuk fisik, bentuk tubuh dan warnanya. Adapun ciri-ciri dari beberapa strain ikan mas
adalah sebagai berikut:
1) Ikan mas punten: sisik berwarna hijau gelap; potongan badan paling pendek; bagian punggung tinggi melebar; mata agak menonjol; gerakannya gesit; perbandingan antara panjang badan dan tinggi badan antara 2,3:1.
2) Ikan mas majalaya: sisik berwarna hijau keabu-abuan dengan tepi sisik lebih gelap; punggung tinggi; badannya relatif pendek; gerakannya lamban, bila diberi makanan suka berenang di permukaan air; perbandingan panjang badan dengan tinggi badan antara 3,2:1.
3) Ikan mas si nyonya: sisik berwarna kuning muda; badan relatif panjang; mata pada ikan muda tidak menonjol, sedangkan ikan dewasa bermata sipit; gerakannya lamban, lebih suka berada di permukaan air; perbandingan panjang badan dengan tinggi badan antara 3,6:1.
4) Ikan mas taiwan: sisik berwarna hijau kekuning-kuningan; badan relative panjang; penampang punggung membulat; mata agak menonjol; gerakan lebih gesit dan aktif; perbandingan panjang badan dengan tinggi badan antara 3,5:1.
5) Ikan mas koi: bentuk badan bulat panjang dan bersisisk penuh; warna sisik bermacam-macam seperti putih, kuning, merah menyala, atau kombinasi dari warna-warna tersebut. Beberapa ras koi adalah long tail Indonesian carp, long tail platinum nishikigoi, platinum nishikigoi, long tail shusui nishikigoi, shusi nishikigoi, kohaku hishikigoi, lonh tail hishikigoi, taishusanshoku nshikigoi dan long tail taishusanshoku nishikigoi. Dari sekian banyak strain ikan mas, di Jawa Barat ikan mas punten kurang berkembang karena diduga orang Jawa Barat lebih menyukai ikan mas yang berbadan relatif panjang. Ikan mas majalaya termasuk jenis unggul yang banyak dibudidayakan.
MANFAAT IKAN MAS
1) Sebagai sumber penyediaan protein hewani.
2) Sebagai ikan hias.
PERSYARATAN LOKASI
1) Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam.
2) Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
3) Ikan mas dapat tumbuh normal, jika lokasi pemeliharaan berada pada ketinggian antara 150-1000 m dpl.
4) Kualitas air untuk pemeliharaan ikan mas harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik.
5) Ikan mas dapat berkembang pesat di kolam, sawah, kakaban, dan sungai air deras. Kolam dengan sistem pengairannya yang mengalir sangat baik bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik ikan mas. Debit air untuk kolam air tenang 8-15 liter/detik/ha, sedangkan untuk pembesaran di kolam air deras debitnya 100 liter/menit/m3.
6) Keasaman air (pH) yang baik adalah antara 7-8.
7) Suhu air yang baik berkisar antara 20-25 derajat C.
PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA IKAN MAS
A.Penyiapan Sarana dan Peralatan
1) Kolam
Lokasi kolam dicari yang dekat dengan sumber air dan bebas banjir. Kolam dibangun di lahan yang landai dengan kemiringan 2–5% sehingga memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
a. Kolam pemeliharaan induk
Luas kolam tergantung jumlah induk dan intensitas pengelolaannya. Sebagai contoh untuk 100 kg induk memerlukan kolam seluas 500 meter persegi bila hanya mengandalkan pakan alami dan dedak. Sedangkan bila diberi pakan pelet, maka untuk 100 kg induk memerlukan luas 150-200 meter persegi saja. Bentuk kolam sebaiknya persegi panjang dengan dinding bisa ditembok atau kolam tanah dengan dilapisi anyaman bamboo bagian dalamnya. Pintu pemasukan air bisa dengan paralon dan dipasang sarinya, sedangkan untuk pengeluaran air sebaiknya berbentuk monik.
b. Kolam pemijahan
Tempat pemijahan dapat berupa kolam tanah atau bak tembok. Ukuran/luas kolam pemijahan tergantung jumlah induk yang dipijahkan dengan bentuk kolam empat persegi panjang. Sebagai patokan bahwa untuk 1 ekor induk dengan berat 3 kg memerlukan luas kolam sekitar 18 m2 dengan 18 buah ijuk/kakaban. Dasar kolam dibuat miring kearah pembuangan, untuk menjamin agar dasar kolam dapat dikeringkan. Pintu pemasukan bisa dengan pralon dan pengeluarannya bisa juga memakai pralon (kalau ukuran kolam kecil) atau pintu monik. Bentuk kolam penetasan pada dasarnya sama dengan kolam pemijahan dan seringkali juga untuk penetasan menggunakan kolam pemijahan. Pada kolam penetasan diusahakan agar air yang masuk dapat menyebar ke daerah yang ada telurnya.
c. Kolam pendederan
Bentuk kolam pendederan yang baik adalah segi empat. Untuk kegiatan pendederan ini biasanya ada beberapa kolam yaitu pendederan pertama dengan luas 25-500 m2 dan pendederan lanjutan 500-1000 m2 per petak. Pemasukan air bisa dengan pralon dan pengeluaran/ pembuangan dengan pintu berbentuk monik. Dasar kolam dibuatkan kemalir (saluran dasar) dan di dekat pintu pengeluaran dibuat kubangan. Fungsi kemalir adalah tempat berkumpulnya benih saat panen dan kubangan untuk memudahkan penangkapan benih. dasar kolam dibuat miring ke arah pembuangan. Petak tambahan air yang mempunyai kekeruhan tinggi (air sungai) maka perlu dibuat bak pengendapan dan bak penyaringan.
2) Peralatan
Alat-alat yang biasa digunakan dalam usaha pembenihan ikan mas diantaranya adalah: jala, waring (anco), hapa (kotak dari jaring/kelambu untuk menampung sementara induk maupun benih), seser, ember-ember, baskom berbagai ukuran, timbangan skala kecil (gram) dan besar (kg), cangkul, arit, pisau serta piring secchi (secchi disc) untuk mengukur kadar kekeruhan. Sedangkan peralatan lain yang digunakan untuk memanen/menangkap ikan mas antara lain adalah warring/scoopnet yang halus, ayakan panglembangan diameter 100 cm, ayakan penandean diameter 5 cm, tempat menyimpan ikan, keramba kemplung, keramba kupyak, fish bus (untuk mengangkut ikan jarak dekat), kekaban (untuk tempat penempelan telur yang bersifat melekat), hapa dari kain tricote (untuk penetasan telur secara terkontrol) atau kadang-kadang untuk penangkapan benih, ayakan penyabetan dari alumunium/bambu, oblok/delok (untuk pengangkut benih), sirib (untuk menangkap benih ukuran 10 cm keatas), anco/hanco (untuk menangkap ikan), lambit dari jaring nilon (untuk menangkap ikan konsumsi), scoopnet (untuk menangkap benih ikan yang berumur satu minggu keatas), seser (gunanya= scoopnet, tetapi ukurannya lebih besar), jaring berbentuk segiempat (untuk menangkap induk ikan atau ikan konsumsi).
3) Persiapan Media
Yang dimaksud dengan persiapan adalah melakukan penyiapan media untuk pemeliharaan ikan, terutama mengenai pengeringan, pemupukan dlsb. Dalam menyiapkan media pemeliharaan ini, yang perlu dilakukan adalah pengeringan kolam selama beberapa hari, lalu dilakukan pengapuran untuk memberantas hama dan ikan-ikan liar sebanyak 25-200 gram/meter persegi, diberi pemupukan berupa pupuk buatan, yaitu urea dan TSP masing-masing dengan dosis 50-700 gram/meter persegi, bisa juga ditambahkan pupuk buatan yang berupa urea dan TSP masing-masing dengan dosis 15 gram dan 10 gram/meter persegi.
B. Pembibitan
1) Pemilihan Bibit dan Induk
Usaha pembenihan ikan mas dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu secara tradisional, semi intensif dan secara intensif. Dengan semakin meningkatnya teknologi budidaya ikan, khususnya teknologi pembenihan maka telah dilaksanakan penggunaan induk-induk yang berkualitas baik. Keberhasilan usaha pembenihan tidak lagi banyak bergantung pada kondisi alam namun manusia telah banyak menemukan kemajuan diantaranya pemijahan dengan hipofisisasi, peningkatan derajat pembuahan telur dengan teknik pembunuhan buatan, penetasan telur secara terkontrol, pengendalian kuantitas dan kualitas air, teknik kultur makanan alami dan pemurnian kualitas induk ikan. Untuk peningkatan produksi benih perlu dilakukan penyeleksian terhadap induk ikan mas.
Adapun ciri-ciri induk jantan dan induk betina unggul yang sudah matang
untuk dipijah adalah sebagai berikut:
a. Betina: umur antara 1,5-2 tahun dengan berat berkisar 2 kg/ekor; Jantan: umur minimum 8 bulan dengan berat berkisar 0,5 kg/ekor.
b. Bentuk tubuh secar akeseluruhan mulai dari mulut sampai ujung sirip ekor mulus, sehat, sirip tidak cacat.
c. Tutup insan normal tidak tebal dan bila dibuka tidak terdapat bercak putih; panjang kepala minimal 1/3 dari panjang badan; lensa mata tampak jernih.
d. Sisik tersusun rapih, cerah tidak kusam.
e. Pangkal ekor kuat dan normal dengan panjang panmgkal ekor harus lebih panjang dibandingkan lebar/tebal ekor.
Sedangkan ciri-ciri untuk membedakan induk jantan dan induk betina adalah sebagai berikut:
a) Betina
- Badan bagian perut besar, buncit dan lembek.
- Gerakan lambat, pada malam hari biasanya loncat-loncat.
- Jika perut distriping mengeluarkan cairan berwarna kuning.
b) Jantan
- Badan tampak langsing.
- Gerakan lincah dan gesit.
- Jika perut distriping mengeluarkan cairan sperma berwarna putih.
2) Sistem Pembenihan/Pemijahan
Saat ini dikenal dua macam sistim pemijahan pada budidaya ikan mas, yaitu:
a. Sistem pemijahan tradisional
Dikenal beberapa cara melakukan pemijahan secara tradisional, yaitu:
- Cara sunda: (1) luas kolam pemijahan 25-30 meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; (2) disediakan injuk untuk menepelkan telur; (3) setelah proses pemijahan selesai, ijuk dipindah ke kolam penetasan.
- Cara cimindi: (1) luas kolam pemijahan 25-30 meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan kolam penetasan; (2) disediakan injuk untuk menepelkan telur, ijuk dijepit bambu dan diletakkan dipojok kolam dan dibatasi pematang antara dari tanah; (3) setelah proses pemijahan selesai induk dipindahkan ke kolam lain; (4) tujuh hari setelah pemijahan ijuk ini dibuka kemudian sekitar 2-3 minggu setelah itu dapat dipanen benih-benih ikan.
- Cara rancapaku: (1) luas kolam pemijahan 25-30 meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan kolam penetasan, batas pematang antara terbuat dari batu; (2) disediakan rumput kering untuk menepelkan telur, rumput disebar merata di seluruh permukaan air kolam dan dibatasi pematang antara dari tanah; (3) setelah proses pemijahan selesai induk tetap di kolam pemijahan.; (4) setelah benih ikan kuat maka akan berpindah tempat melalui sela bebatuan, setelah 3 minggu maka benih dapat dipanen.
- Cara sumatera: (1) luas kolam pemijahan 5 meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan kolam penetasan; (2) disediakan injuk untuk menepelkan telur, ijuk ditebar di permukaan air; (3) setelah proses pemijahan selesai induk dipindahkan ke kolam lain; (4) setelah benih berumur 5 hari lalu pindahkan ke kolam pendederan.
- Cara dubish: (1) luas kolam pemijahan 25-50 meter persegi, dibuat parit keliling dengan lebar 60 cm dalam 35 cm, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan kolam penetasan; (2) sebagai media penempel telur digunakan tanaman hidup seperti Cynodon dactylon setinggi 40 cm; (3) setelah proses pemijahan selesai induk dipindahkan ke kolam lain; (4) setelah benih berumur 5 hari lalu pindahkan ke kolam pendederan.
- Cara hofer: (1) sama seperti cara dubish hanya tidak ada parit dan tanaman Cynodon dactylon dipasang di depan pintu pemasukan air.
b. Sistim kawin suntik
Pada sisitim ini induk baik jantan maupun betina yang matang bertelur dirangsang untuk memijah setelah penyuntikan ekstrak kelenjar hyphofise ke dalam tubuh ikan. Kelenjar hyphofise diperoleh dari kepala ikan donor (berada dilekukan tulang tengkorak di bawah otak besar). Setelah suntikan dilakukan dua kali, dalam tempo 6 jam induk akan terangsang
HAMA DAN PENYAKIT
A.Hama
1) Bebeasan (Notonecta)
Berbahaya bagi benih karena sengatannya. Pengendalian: menuangkan minyak tanah ke permukaan air 500 cc/100 meter persegi.
2) Ucrit (Larva cybister)
Menjepit badan ikan dengan taringnya hingga robek. Pengendalian: sulit diberantas; hindari bahan organik menumpuk di sekitar kolam.
3) Kodok
Makan telur telur ikan. Pengendalian: sering membuang telur yang mengapung; menagkap dan membuang hidup-hidup.
4) Ular
Menyerang benih dan ikan kecil. Pengendalian: lakukan penangkapan; pemagaran kolam.
5) Lingsang
Memakan ikan pada malam hari. Pengendalian:pasang jebakan berumpun.
6) Burung
Memakan benih yang berwarna menyala seperti merah, kuning. Pengendalian: diberi penghalang bambu agar supaya sulit menerkam; diberi rumbai-rumbai atau tali penghalang.
7) Ikan gabus
Memangsa ikan kecil. Pengendalian:pintu masukan air diberi saringan atau dibuat bak filter.
Belut dan kepiting
Pengendalian: lakukan penangkapan.
B.Penyakit
1) Bintik merah (White spot)
Gejala: pada bagian tubuh (kepala, insang, sirip) tampak bintik-bintik putih, pada infeksi berat terlihat jelas lapisan putih, menggosok-gosokkan badannya pada benda yang ada disekitarnya dan berenang sangat lemah serta sering muncul di permukaan air. Pengendalian: direndam dalam larutan Methylene blue 1% (1 gram dalam 100 cc air) larutan ini diambil 2-4 cc dicampur 4 liter air selama 24 jam dan Direndam dalam garam dapur NaCl selama 10 menit, dosis 1-3 gram/100 cc air.
2) Bengkak insang dan badan ( Myxosporesis)
Gejala: tutup insang selalu terbuka oleh bintik kemerahan, bagian punggung terjadi pendarahan. Pengendalian; pengeringan kolam secara total, ditabur kapur tohon 200 gram/m2, biarkan selama 1-2 minggu.
3) Cacing insang, sirip, kulit (Dactypogyrus dan girodactylogyrus)
Gejala: ikan tampak kurus, sisik kusam, sirip ekor kadang-kadang rontok, ikan menggosok-gosokkan badannya pada benda keras disekitarnya, terjadi pendarahan dan menebal pada insang. Pengendalian: (1) direndan dalam larutan formalin 250 gram/m3 selama 15 menit dan direndam dalam Methylene blue 3 gram/m3 selama 24 jam; (2) hindari penebaran ikan yang berlebihan.
4) Kutu ikan (argulosis)
Gejala: benih dan induk menjadi kurus, karena dihisap darahnya. Bagian kulit, sirip dan insang terlihat jelas adanya bercak merah (hemorrtage). Pengendalian: (1) ikan yang terinfeksi direndan dalam garam dapur 20 gram/liter air selama 15 menit dan direndam larutan PK 10 ppm (10 ml/m3) selama 30 menit; (2) dengan pengeringan kolam hingga retak-retak.
5) Jamur (Saprolegniasis)
Menyerang bagian kepala, tutup insang, sirip dan bagian yang lainnya. Gejala: tubuh yang diserang tampak seperti kapas. Telur yang terserang jamur, terlihat benang halus seperti kapas. Pengendalian: direndam dalam larutan Malactile green oxalat (MGO) dosis 3 gram/m3 selama 30 menit; telur yang terserang direndam dengan MGO 2-3 gram/m3 selama 1 jam.
6) Gatal (Trichodiniasis)
Menyerang benih ikan. Gejala: gerakan lamban; suka menggosok-gosokan badan pada sisi kolam/aquarium. Pengendalian: rendam selam 15 menit dalam larutan formalin 150-200 ppm.
7) Bakteri psedomonas flurescens
Penyakit yang sangat ganas. Gejala: pendarahan dan bobok pada kulit; sirip ekor terkikis. Pengendalian: pemberian pakan yang dicampur oxytetracycline 25-30 mg/kg ikan atau sulafamerazine 200mg/kg ikan selama 7 hari berturut-turut.
8).Bakteri aeromonas punctata
Penyakit yang sangat ganas. Gejala: warna badan suram, tidak cerah; kulit kesat dan melepuh; cara bernafas mengap-mengap; kantong empedu gembung; pendarahan dalam organ hati dan ginjal. Pengendalian: penyuntikan chloramphenicol 10-15 mg/kg ikan atau streptomycin 80-100 mg/kg ikan; pakan dicampur terramicine 50 mg/kg ikan selama 7 hari berturut-turut.
Secara umum hal-hal yang dilakukan untuk dapat mencegah timbulnya penyakit dan hama pada budidaya ikan mas:
1) Pengeringan dasar kolam secara teratur setiap selesai panen.
2) Pemeliharaan ikan yang benar-benar bebas penyakit.
3) Hindari penebaran ikan secara berlebihan melebihi kapasitas.
4) Sistem pemasukan air yang ideal adalah paralel, tiap kolam diberi satu pintu pemasukan air.
5) Pemberian pakan cukup, baik kualitas maupun kuantitasnya.
6) Penanganan saat panen atau pemindahan benih hendaknya dilakukan secara hati-hati dan benar.
7) Binatang seperti burung, siput, ikan seribu (lebistus reticulatus peters) sebagai pembawa penyakit jangan dibiarkan masuk ke areal perkolaman.
PANEN
A.Pemanenan Benih
Sebelum dilakukan pemanenan benih ikan, terlebih dahulu dipersiapkan alatalat tangkap dan sarana perlengkapannya. Beberapa alat tangkap dan sarana yang disiapkan diantaranya keramba, ember biasa, ember lebar, seser halus sebagai alat tangkap benih, jaring atau hapa sebagai penyimpanan benih sementara, saringan yang digunakan untuk mengeluarkan air dari kolam agar benih ikan tidak terbawa arus, dan bak-bak penampungan yang berisi air bersih untuk penyimpanan benih hasil panen. Panen benih ikan dimulai pagi-pagi, yaitu antara jam 04.00–05.00 pagi dan sebaiknya berakhir tidak lebih dari jam 09.00 pagi. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terik matahari yang dapat mengganggu benih ikan kesehatan tersebut. Pemanenan dilakukan mula-mula dengan menyurutkan air kolam pendederan sekitar pkul 04.00 atau 05.00 pagi secara perlahan-lahan agar ikan tidak stres akibat tekanan air yang berubah secara mendadak. Setelah air surut benih mulai ditangkap dengan seser halus atau jaring dan ditampung dalam ember atau keramba. Benih dapat dipanen setelah dipelihara selama 21 hari. Panenan yang dapat diperoleh dapat mencapai 70-80% dengan ukuran benih antara 8-12 cm.
B.Pembersihan
Pada umumnya, dasar kolam pendederan sudah dirancang miring dan ada saluran di tengah kolam, selain itu pada dasar kolam tersebut ada bagian yang lebih dalam dengan ukuran 1-2 meter persegi sehingga ketika air menyurut, maka benih ikan akan mengumpul di bagian kolam yang dalam tersebut. Benih ikan lalu ditangkap sampai habis dan tidak ada yang ketinggalan dalam kolam. Benih ikan tersebut semuanya disimpan dalam bak-bak penampungan yang telah disiapkan.
C. Pemanenan Hasil Pembesaran
Untuk menangkap/memanen ikan hasil pembesaran umumnya dilakukan panen total. Umur ikan mas yang dipanen berkisar antara 3-4 bulan dengan berat berkisar antara 400-600 gram/ekor. Panen total dilakukan dengan cara mengeringkan kolam, hingga ketinggian air tinggal 10-20 cm. Petak pemanenan/petak penangkapan dibuat seluas 2 meter persegi di depan pintu pengeluaran (monnik), sehingga memudahkan dalam penangkapan ikan. Pemanenan dilakukan pagi hari saat keadaan tidak panas dengan menggunakan waring atau scoopnet yang halus. Lakukan pemanenan secepatnya dan hati-hati untuk menghindari lukanya ikan.
PASCAPANEN
Penanganan pascapanen ikan mas dapat dilakukan dengan cara penanganan ikan hidup maupun ikan segar.
1) Penanganan ikan hidup
Adakalanya ikan konsumsi ini akan lebih mahal harganya bila dijual dalam keadaan hidup. Hal yang perlu diperhatikan agar ikan tersebut sampai ke konsumen dalam keadaan hidup, segar dan sehat antara lain:
a. Dalam pengangkutan gunakan air yang bersuhu rendah sekitar 20 derajat C.
b. Waktu pengangkutan hendaknya pada pagi hari atau sore hari.
c. Jumlah kepadatan ikan dalam alat pengangkutan tidak terlalu padat.
2) Penanganan ikan segar
Ikan segar mas merupakan produk yang cepat turun kualitasnya. Hal yang perlu diperhatikan untuk mempertahankan kesegaran antara lain:
a. Penangkapan harus dilakukan hati-hati agar ikan-ikan tidak luka.
b.Sebelum dikemas, ikan harus dicuci agar bersih dan lendir.
c. Wadah pengangkut harus bersih dan tertutup. Untuk pengangkutan jarak dekat (2 jam perjalanan), dapat digunakan keranjang yang dilapisi dengan daun pisang/plastik. Untuk pengangkutan jarak jauh digunakan kotak dan seng atau fiberglass. Kapasitas kotak maksimum 50 kg dengan tinggi kotak maksimum 50 cm.
d. Ikan diletakkan di dalam wadah yang diberi es dengan suhu 6-7 derajat C. Gunakan es berupa potongan kecil-kecil (es curai) dengan perbandingan jumlah es dan ikan=1:1. Dasar kotak dilapisi es setebal 4-5 cm. Kemudian ikan disusun di atas lapisan es ini setebal 5-10 cm, lalu disusul lapisan es lagi dan seterusnya. Antara ikan dengan dinding kotak diberi es, demikian juga antara ikan dengan penutup kotak.
3) Sedangkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pananganan benih adalah sebagai berikut:
a. Benih ikan harus dipilih yang sehat yaitu bebas dari penyakit, parasit dan tidak cacat. Setelah itu, benih ikan baru dimasukkan ke dalam kantong plastik (sistem tertutup) atau keramba (sistem terbuka).
b. Air yang dipakai media pengangkutan harus bersih, sehat, bebas hama dan penyakit serta bahan organik lainya. Sebagai contoh dapat digunakan air sumur yang telah diaerasi semalam.
c. Sebelum diangkut benih ikan harus diberok dahulu selama beberapa hari. Gunakan tempat pemberokan berupa bak yang berisi air bersih dan dengan aerasi yang baik. Bak pemberokan dapat dibuat dengan ukuran 1 m x 1 m atau 2 m x 0,5 m. Dengan ukuran tersebut, bak pemberokan dapat menampung benih ikan mas sejumlah 5000–6000 ekor dengan ukuran 3-5 cm. Jumlah benih dalam pemberokan harus disesuaikan dengan ukuran benihnya.
d. Berdasarkan lama/jarak pengiriman, sistem pengangkutan benih terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
- Sistem terbuka
Dilakukan untuk mengangkut benih dalam jarak dekat atau tidak memerlukan waktu yang lama. Alat pengangkut berupa keramba. Setiap keramba dapat diisi air bersih 15 liter dan dapat untuk mengangkut sekitar 5000 ekor benih ukuran 3-5 cm.
- Sistem tertutup
Dilakukan untuk pengangkutan benih jarak jauh yang memerlukan waktu lebih dari 4-5 jam, menggunakan kantong plastik. Volume media pengangkutan terdiri dari air bersih 5 liter yang diberi buffer Na2(hpo)4.H2O sebanyak 9 gram. Cara pengemasan benih ikan yang diangkut dengan kantong plastik: (1) masukkan air bersih ke dalam kantong plastik kemudian benih; (3) hilangkan udara dengan menekan kantong plastik ke permukaan air; (3) alirkan oksigen dari tabung dialirkan ke kantong plastik sebanyak 2/3 volume keseluruhan rongga (air:oksigen=1:2); (4) kantong plastik lalu diikat. (5) kantong plastic dimasukkan ke dalam dos dengan posisi membujur atau ditidurkan. Dos yang berukuran panjang 0,50 m, lebar 0,35 m, dan tinggi 0,50 m dapat diisi 2 buah kantong plastik. Beberapa hal yang perlu diperhatikan setelah benih sampai di tempat tujuan adalah sebagai berikut:
- Siapkan larutan tetrasiklin 25 ppm dalam waskom (1 kapsul tertasiklin dalam 10 liter air bersih).
- Buka kantong plastik, tambahkan air bersih yang berasal dari kolam setempat sedikit demi sedikit agar perubahan suhu air dalam kantong plastik terjadi perlahan-lahan.
- Pindahkan benih ikan ke waskom yang berisi larutan tetrasiklin selama 1-2 menit.
- Masukan benih ikan ke dalam bak pemberokan. Dalam bak pemberokan benih ikan diberi pakan secukupnya. Selain itu, dilakukan pengobatan dengan tetrasiklin 25 ppm selama 3 hari berturut-turut. Selain tetrsikli dapat juga digunakan obat lain seperti KMNO4 sebanyak 20 ppm atau formalin sebanyak 4% selama 3-5 menit.
- Setelah 1 minggu dikarantina, tebar benih ikan di kolam budidaya
Senin, 13 September 2010
BUDIDAYA IKAN BANDENG.
I. Pendahuluan.
Ikan bandeng merupakan adalah satu jenis ikan penghasil protein hewani yang tinggi. Usaha intensifikasi budidaya perlu dilakukan karena rendahnya produktivitas bandeng dengan budidaya tradisional. Peningkatan sistem budidaya juga harus diikuti dengan penggunaan teknologi baru.
PT. NATURAL NUSANTARA memberikan teknologi yang diperlukan dengan prinsip K-3 (Kuantitas, Kualitas dan Kesehatan).
II. Sifat Biologis Ikan Bandeng.
Bandeng termasuk golongan ikan herbivora , yaitu bangsa ikan yang mengkonsumsi tumbuhan. Mampu mencapai berat rata-rata 0,6 kg pada usia 5 - 6 bulan dengan pemeliharaan yang intensif.
III. Penyediaan Benih Ikan Bandeng.
Usaha penyediaan benih (nener) secara kontinyu dengan mutu yang baik dilakukan dengan sistem pembenihan yang intensif pada kolam-kolam khusus, yaitu kolam pematangan induk, pemijahan, peneneran dan kolam pembsaran. Dalam pembenihan bandeng langkah yang dilakukan adalah :
1. Pemilihan induk yang unggul . Induk yang unggul akan menurunkan sifat-sifatnya kepada keturunannya, Ciri-cirinya :
- bentuk normal, perbandingan panjang dan berat ideal.
- ukuran kepala relatif kecil, diantara satu peranakan pertumbuhannya paling cepat.
- susunan sisik teratur, licin, mengkilat, tidak ada luka.
- gerakan lincah dan normal.
- umur antara 4 5 tahun.
2. Merangsang pemijahan. Kematangan gonad dapat dipercepat dengan penggunaan hormone LHRH (Letuizing Hormon Releasing Hormon) melalui suntikan.`
3. Memijahkan. Pemijahan adalah pencampuran induk jantan dan berina yang telah matang sel sperma dan sel telurnya agar terjadi pengeluaran (ejakulasi) kedua sel tersebut. Setelah berada di air, sel sperma akan membuahi sel telur karena sistem pembuahan ikan terjadi diluar tubuh. Pemijahan dilakukan pada kolam khusus pemijahan
4. Penetasan. Telur yang mengapung di kolam pemijahan menetas setelah 24 - 26 jam dari awal pemijahan. Telur yang telah menetas akan menjadi larva yang masih mempunyai cadangan makanan dari kuning telur induk, sehingga belum perlu diberi pakan hingga umur 2 hari.
5. Merawat benih. Setelah berumur 9 hari larva dipindahkan ke kolam pemeliharaan nener . Di kolam ini larva diberi pakan alami berupa plankton. Penumbuhan plankton dilakukan dengan pemupukan dan pengapuran. Pemupukan yang tepat adalah dengan pupuk TON (TAMBAK ORGANIK NUSANTARA) yang mengandung berbagai unsur mineral penting untuk pertumbuhan plankton, diantaranya N,P,K,Mg, Ca, Mg, S, Cl dan lain-lain, juga dilengkapi dengan asam humat dan vulvat yang mempu memperbaiki tekstur dan meningkatkan kesuburan tanah dasar kolam dengan dosis 5 botol TON/ha atau 25 gr (2 sendok makan)/100 m2 pada tiap pemasukan air. Waktu peneneran 8 minggu. Pakan yang diberikan berupa tepung dengan kadar protein 30%. Untuk menambah nutrisi pakan pencampuiran pakan dengan NASA dengan dosis 2 - 5 /kg pakan sangat diperlukan, karena NASA mengandung unsur-unsur mineral penting yaitu N,P,K,Mg,Fe,Ca,S dan lain-lain, vitamin, protein dan lemak untuk meningkatkan pertumbuhan dan kesehatan nener.
IV. Pembesaran Ikan Bandeng.
Setelah dipelihara di kolam peneneran selama 8 minggu, bandeng dipindahkan ke kolam pembesaran. Teknis pembesaran bandeng meliputi beberapa hal, yaitu :
1. Persiapan lahan.
Tahap ini dilakukan sebelum pemasukan air. kegiatan yang dilakukan selama persiapan lahan adalah :
- Pencangkulan dan pembalikan tanah. Bertujuan untuk membebaskan senyawa dan gas beracun sisa budidaya hasil dekomposisi bahan organik baik dari pakan maupun dari kotoran. Selain itu dengan menjadi gemburnya tanah, aerasi akan berjalan dengan baik sehingga kesuburan lahan akan meningkat.
- Pengapuran. Selama budidaya, ikan memerlukan kondisi keasaman yang stabil yaitu pada pH 7 - 8. Untuk mengembalikan keasaman tanah pada kondisi tersebut, dilakukan pengapuran karena penimbunan dan pembusukan bahan organik selama budidaya sebelumnya menurunkan pH tanah. Pengapuran juga menyebabkan bakteri dan jamur pembawa penyakit mati karena sulit dapat hidup pada pH tersebut. Pengapuran dengan kapur tohor, dolomit atau zeolit dengan dosis 1 TON /ha atau 10 kg/100 m2.
- Pemupukan. Fungsi utama pemupukan adalah memberikan unsur hara yang diperlukan bagi pertumbuhan pakan alami, memperbaiki struktur tanah dan menghambat peresapan air pada tanah-tanah yang tidak kedap air (porous). Penggunaan TON untuk pemupukan tanah dasar kolam sangat tepat, karena TON yang mengandung unsur-unsur mineral penting, dan asam-asam organik utama memberikan bahan-bahan yang diperlukan untuk peningkatan kesuburan lahan dan pertumbuhan plankton. Dosis pemupukan TON adalah 5 botol/ha atau 25 gr/100 m2.
- Pengelolaan air. setelah dilakukan pemupukan dengan TON, air dimasukkan hingga setinggi 10 - 20 cm kemudian dibiarkan beberapa hari, untuk menumbuhkan bibit-bibit plankton. Air dimasukkan hingga setinggi 80 cm atau menyesuaikan dengan kedalaman kolam.
2. Pemindahan nener. Setelah plankton tumbuh (warna air hijau) dan kecerahan sedalam 30 - 40 cm, nener di kolam peneneran dipindahkan ke kolam pembesaran dengan hati-hati dengan adaptasi terhadap lingkungan yang baru.
3. Pemberian Pakan. Sesuai dengan sifat bandeng yang termasuk hewan herbivore, maka ikan ini suka memakan tumbuh-tumbuhan yang ada di kolam. Tumbuhan yang disukai bandeng adalah lumut, ganggang dan klekap. Untuk mempercepat pertumbuhan, perlu pakan buatan pabrik, dengan standar nutrisi yang dibutuhkan untuk tumbuh optimal dengan kadar protein .minimal 25 - 28 %.
Sebagai hewan herbivora, unsur tumbuhan dalam pakan memang sangat penting,. Oleh karena itu, sebaiknya bahan baku unsur protein harus didominasi dari sumber tumbuhan atau nabati dari tepung kedelai atau bungkil kacang tanah. Sebagai acuan pemberian pakan adalah : Jumlah pakan 5 - 7% dari berat badan. Waktu pemberian 3 - 5 kali sehari.
Penambahan NASA pada pakan buatan merupakan pilihan yang tepat untuk meningkatkan pertumbuhan dan ketahanan tubuh bandeng. NASA mengandung mineral-mineral penting, protein, lemak dan vitamin akan menambah kandungan nutrisi pakan. Dosis pencampuran NASA dengan pakan buatan adalah 2 - 5 cc/kg pakan dengan cara :
1. Timbang pakan sesuai dengan kebutuhan bandeng.
2. Basahi pakan dengan sedikit air agar pencampuran dengan NASA dapat merata.
3. Campurkan NASA sesuai jumlah pakan yang diberikan dengan dosis 2 - 5 cc/kg pakan.
4. Pakan siap untuk diberikan.
Pemberian pakan dengan menyebarkan secara merata pada seluruh areal kolam, agar seluruh bandeng dapat pakan.
V. Pengendalian hama dan Penyakit Ikan Bandeng.
Penyakit penting yang sering menyerang bandeng adalah :
1. Pembusukan sirip, disebabkan oleh bakteri. Gejalanya sirip membusuk dari bagian tepi.
2. Vibriosis. Disebabkan oleh bakteri Vibriosis sp , gejalanya nafsu makan turun, pembusukan sirip, dan bagian perut bengkak oleh cairan.
3. Penyakit oleh Protozoa. Gejalanya nafsu makan hilang, mata buta, sisik terkelupas, insang rusak, banyak berlendir.
4. Penyakit oleh cacing renik. Sering disebabkan oleh cacing Diploctanum yang menyerang bagian insang sehingga menjadi pucat dan berlendir.
Penyakit dari bakteri, parasit dan jamur disebabkan lingkungan yang buruk, dan penurunan daya tahan tubuh ikan. Penurunan kualitas lingkungan disebabkan oleh tingginya timbunan bahan organik dan pencemaran lingkungan dari aliran sungai.. Bahan organik dan kotoran akan membusuk dan manghasilkan gas-gas yang berbahaya. Ketahanan tubuh ikan ditentukan konsumsi nutrisinya. Maka cara pengendalian penyakit harus menitikberatkan pada kedua faktor tersebut. Untuk mengatasi penurunan kualitas lingkungan dapat dilakukan perlakuan TON dengan dosis 5 botol/ha atau 25 gr (2 sendok makan)/100 m2 yang mengandung unsur mineral dan asam-asam organik penting yang mampu menetralkan berbagai gas berbahaya hasil pembusukan kotoran dalam kolam dan unsur mineral akan menyuburkan plankton sebagai pakan alami. Untuk mencukupi kebutuhan nutrisi dalam jumlah yang ideal, perlu diberikan pakan dengan standar protein yang sesuai serta dengan penambahan/pencampuran NASA pada pakan buatan. NASA dengan kandungan mineral-mineral penting, vitamin, asam organic, protein dan lemak akan menambah dan melengkapi nutrisi pakan, sehingga ketahanan tubuh untuk hidup dan berkembang selalu tercukupi.
Ikan bandeng merupakan adalah satu jenis ikan penghasil protein hewani yang tinggi. Usaha intensifikasi budidaya perlu dilakukan karena rendahnya produktivitas bandeng dengan budidaya tradisional. Peningkatan sistem budidaya juga harus diikuti dengan penggunaan teknologi baru.
PT. NATURAL NUSANTARA memberikan teknologi yang diperlukan dengan prinsip K-3 (Kuantitas, Kualitas dan Kesehatan).
II. Sifat Biologis Ikan Bandeng.
Bandeng termasuk golongan ikan herbivora , yaitu bangsa ikan yang mengkonsumsi tumbuhan. Mampu mencapai berat rata-rata 0,6 kg pada usia 5 - 6 bulan dengan pemeliharaan yang intensif.
III. Penyediaan Benih Ikan Bandeng.
Usaha penyediaan benih (nener) secara kontinyu dengan mutu yang baik dilakukan dengan sistem pembenihan yang intensif pada kolam-kolam khusus, yaitu kolam pematangan induk, pemijahan, peneneran dan kolam pembsaran. Dalam pembenihan bandeng langkah yang dilakukan adalah :
1. Pemilihan induk yang unggul . Induk yang unggul akan menurunkan sifat-sifatnya kepada keturunannya, Ciri-cirinya :
- bentuk normal, perbandingan panjang dan berat ideal.
- ukuran kepala relatif kecil, diantara satu peranakan pertumbuhannya paling cepat.
- susunan sisik teratur, licin, mengkilat, tidak ada luka.
- gerakan lincah dan normal.
- umur antara 4 5 tahun.
2. Merangsang pemijahan. Kematangan gonad dapat dipercepat dengan penggunaan hormone LHRH (Letuizing Hormon Releasing Hormon) melalui suntikan.`
3. Memijahkan. Pemijahan adalah pencampuran induk jantan dan berina yang telah matang sel sperma dan sel telurnya agar terjadi pengeluaran (ejakulasi) kedua sel tersebut. Setelah berada di air, sel sperma akan membuahi sel telur karena sistem pembuahan ikan terjadi diluar tubuh. Pemijahan dilakukan pada kolam khusus pemijahan
4. Penetasan. Telur yang mengapung di kolam pemijahan menetas setelah 24 - 26 jam dari awal pemijahan. Telur yang telah menetas akan menjadi larva yang masih mempunyai cadangan makanan dari kuning telur induk, sehingga belum perlu diberi pakan hingga umur 2 hari.
5. Merawat benih. Setelah berumur 9 hari larva dipindahkan ke kolam pemeliharaan nener . Di kolam ini larva diberi pakan alami berupa plankton. Penumbuhan plankton dilakukan dengan pemupukan dan pengapuran. Pemupukan yang tepat adalah dengan pupuk TON (TAMBAK ORGANIK NUSANTARA) yang mengandung berbagai unsur mineral penting untuk pertumbuhan plankton, diantaranya N,P,K,Mg, Ca, Mg, S, Cl dan lain-lain, juga dilengkapi dengan asam humat dan vulvat yang mempu memperbaiki tekstur dan meningkatkan kesuburan tanah dasar kolam dengan dosis 5 botol TON/ha atau 25 gr (2 sendok makan)/100 m2 pada tiap pemasukan air. Waktu peneneran 8 minggu. Pakan yang diberikan berupa tepung dengan kadar protein 30%. Untuk menambah nutrisi pakan pencampuiran pakan dengan NASA dengan dosis 2 - 5 /kg pakan sangat diperlukan, karena NASA mengandung unsur-unsur mineral penting yaitu N,P,K,Mg,Fe,Ca,S dan lain-lain, vitamin, protein dan lemak untuk meningkatkan pertumbuhan dan kesehatan nener.
IV. Pembesaran Ikan Bandeng.
Setelah dipelihara di kolam peneneran selama 8 minggu, bandeng dipindahkan ke kolam pembesaran. Teknis pembesaran bandeng meliputi beberapa hal, yaitu :
1. Persiapan lahan.
Tahap ini dilakukan sebelum pemasukan air. kegiatan yang dilakukan selama persiapan lahan adalah :
- Pencangkulan dan pembalikan tanah. Bertujuan untuk membebaskan senyawa dan gas beracun sisa budidaya hasil dekomposisi bahan organik baik dari pakan maupun dari kotoran. Selain itu dengan menjadi gemburnya tanah, aerasi akan berjalan dengan baik sehingga kesuburan lahan akan meningkat.
- Pengapuran. Selama budidaya, ikan memerlukan kondisi keasaman yang stabil yaitu pada pH 7 - 8. Untuk mengembalikan keasaman tanah pada kondisi tersebut, dilakukan pengapuran karena penimbunan dan pembusukan bahan organik selama budidaya sebelumnya menurunkan pH tanah. Pengapuran juga menyebabkan bakteri dan jamur pembawa penyakit mati karena sulit dapat hidup pada pH tersebut. Pengapuran dengan kapur tohor, dolomit atau zeolit dengan dosis 1 TON /ha atau 10 kg/100 m2.
- Pemupukan. Fungsi utama pemupukan adalah memberikan unsur hara yang diperlukan bagi pertumbuhan pakan alami, memperbaiki struktur tanah dan menghambat peresapan air pada tanah-tanah yang tidak kedap air (porous). Penggunaan TON untuk pemupukan tanah dasar kolam sangat tepat, karena TON yang mengandung unsur-unsur mineral penting, dan asam-asam organik utama memberikan bahan-bahan yang diperlukan untuk peningkatan kesuburan lahan dan pertumbuhan plankton. Dosis pemupukan TON adalah 5 botol/ha atau 25 gr/100 m2.
- Pengelolaan air. setelah dilakukan pemupukan dengan TON, air dimasukkan hingga setinggi 10 - 20 cm kemudian dibiarkan beberapa hari, untuk menumbuhkan bibit-bibit plankton. Air dimasukkan hingga setinggi 80 cm atau menyesuaikan dengan kedalaman kolam.
2. Pemindahan nener. Setelah plankton tumbuh (warna air hijau) dan kecerahan sedalam 30 - 40 cm, nener di kolam peneneran dipindahkan ke kolam pembesaran dengan hati-hati dengan adaptasi terhadap lingkungan yang baru.
3. Pemberian Pakan. Sesuai dengan sifat bandeng yang termasuk hewan herbivore, maka ikan ini suka memakan tumbuh-tumbuhan yang ada di kolam. Tumbuhan yang disukai bandeng adalah lumut, ganggang dan klekap. Untuk mempercepat pertumbuhan, perlu pakan buatan pabrik, dengan standar nutrisi yang dibutuhkan untuk tumbuh optimal dengan kadar protein .minimal 25 - 28 %.
Sebagai hewan herbivora, unsur tumbuhan dalam pakan memang sangat penting,. Oleh karena itu, sebaiknya bahan baku unsur protein harus didominasi dari sumber tumbuhan atau nabati dari tepung kedelai atau bungkil kacang tanah. Sebagai acuan pemberian pakan adalah : Jumlah pakan 5 - 7% dari berat badan. Waktu pemberian 3 - 5 kali sehari.
Penambahan NASA pada pakan buatan merupakan pilihan yang tepat untuk meningkatkan pertumbuhan dan ketahanan tubuh bandeng. NASA mengandung mineral-mineral penting, protein, lemak dan vitamin akan menambah kandungan nutrisi pakan. Dosis pencampuran NASA dengan pakan buatan adalah 2 - 5 cc/kg pakan dengan cara :
1. Timbang pakan sesuai dengan kebutuhan bandeng.
2. Basahi pakan dengan sedikit air agar pencampuran dengan NASA dapat merata.
3. Campurkan NASA sesuai jumlah pakan yang diberikan dengan dosis 2 - 5 cc/kg pakan.
4. Pakan siap untuk diberikan.
Pemberian pakan dengan menyebarkan secara merata pada seluruh areal kolam, agar seluruh bandeng dapat pakan.
V. Pengendalian hama dan Penyakit Ikan Bandeng.
Penyakit penting yang sering menyerang bandeng adalah :
1. Pembusukan sirip, disebabkan oleh bakteri. Gejalanya sirip membusuk dari bagian tepi.
2. Vibriosis. Disebabkan oleh bakteri Vibriosis sp , gejalanya nafsu makan turun, pembusukan sirip, dan bagian perut bengkak oleh cairan.
3. Penyakit oleh Protozoa. Gejalanya nafsu makan hilang, mata buta, sisik terkelupas, insang rusak, banyak berlendir.
4. Penyakit oleh cacing renik. Sering disebabkan oleh cacing Diploctanum yang menyerang bagian insang sehingga menjadi pucat dan berlendir.
Penyakit dari bakteri, parasit dan jamur disebabkan lingkungan yang buruk, dan penurunan daya tahan tubuh ikan. Penurunan kualitas lingkungan disebabkan oleh tingginya timbunan bahan organik dan pencemaran lingkungan dari aliran sungai.. Bahan organik dan kotoran akan membusuk dan manghasilkan gas-gas yang berbahaya. Ketahanan tubuh ikan ditentukan konsumsi nutrisinya. Maka cara pengendalian penyakit harus menitikberatkan pada kedua faktor tersebut. Untuk mengatasi penurunan kualitas lingkungan dapat dilakukan perlakuan TON dengan dosis 5 botol/ha atau 25 gr (2 sendok makan)/100 m2 yang mengandung unsur mineral dan asam-asam organik penting yang mampu menetralkan berbagai gas berbahaya hasil pembusukan kotoran dalam kolam dan unsur mineral akan menyuburkan plankton sebagai pakan alami. Untuk mencukupi kebutuhan nutrisi dalam jumlah yang ideal, perlu diberikan pakan dengan standar protein yang sesuai serta dengan penambahan/pencampuran NASA pada pakan buatan. NASA dengan kandungan mineral-mineral penting, vitamin, asam organic, protein dan lemak akan menambah dan melengkapi nutrisi pakan, sehingga ketahanan tubuh untuk hidup dan berkembang selalu tercukupi.
Budidaya Ikan Gurame.
Budidaya ikan gurame (Osphronemus gourame) tidak semudah budidaya ikan mas dan nila. Meski dapat memijah secara alami, ikan ini perlu penanganan khusus, terutama pada saat pemijahan, penetasan dan pemeliharaan larva. Namun demikian, budidaya ikan gurame telah berhasil dikembangkan, karena peluang usahanya tetap menjanjikan.
PEMATANGAN GONAD IKAN GURAME
Pematangan gonad ikan gurame bisa dilakukan di kolam tanah. Caranya, siapkan kolam ukuran 50 m2; keringkan selama 2 – 4 hari dan perbaiki seluruh bagian kolam; isi air setinggi 50 – 70 cm dan alirkan secara kontinyu; masukan 40 ekor induk ukuran 2,5 – 4 kg; beri pakan tambahan berupa daun talas sebanyak 2 persen dan 1 persen setiap hari.
SELEKSI INDUK IKAN GURAME
Seleksi induk dilakukan dengan melihat tanda-tanda pada tubuh. Tanda induk betina yang matang gonad : berdagu (atas kepala) datar, perut agak gendut; tubuh agak kusam; gerakan lamban dan lubang kelamin kemerahan. Tanda induk jantan : berdagu menonjol, gerakan lincah, tubuh lebih terang dan bercahaya; lubang kelamin kemerahan.
PEMIJAHAN IKAN GURAME
Pemijahan ikan gurame dilakukan di kolam tanah. Kolam tersebut harus jauh dari keramaian. Caranya : siapkan kolam ukuran 50 m2; perbaiki seluruh bagiannya; keringkan selama 3 – 5 hari; isi air setinggi 60 cm dan alirkan secara kontinyu; pasang 4 buah sosog (sarang terbuat dari bambu atau tempat sampah plastik) di empat sudut kolam; masukan 30 ekor induk betina; pasang empat buah rak bambu 5 cm di atas permukaan air; letakan ijuk atau sabuk kelapa sebagai bahan sarang; masukan pula 10 ekor induk jantan; ambil sarang sudah berisi telur (biasanya sarang sudah tertutup dengan ijuk atau sabuk kelapa dan air sekitar sarang berminyak); tetaskan di tempat penetasan.
PENETASAN IKAN GURAME DALAM AKUARIUM
Penetasan telur ikan gurame dilakukan di akuarium. Caranya : siapkan sebuah akuarium ukuran panjang 80 cm, lebar 60 cm dan tinggi 40 cm; keringkan selama 2 hari; isi air setinggi 30 cm; pasang dua buah titik aerasi dan hidupkan selama penetasan; masukan telur dari sebuah sarang yang sudah dibersihkan dari sampah dan telur-telur yang busuk; penetasan akan berlangsung selama 10 hari; pada hari kelima sebagian airnya dibuang dan diganti dengan air baru; panen larva atau beni dengan sekup net dan siap ditebar ke kolam pendederan I.
PENETASAN IKAN GURAME DALAM BASKOM PLASTIK
Penetasan telur ikan gurame bisa juga dilakukan di baskom plastik. Caranya : siapkan sebuah baskom plastik besar (volume 50 liter); keringkan selama 2 hari; isi air setinggi 20 cm; masukan telur dari sebuah sarang yang sudah dibersihkan dari sampah dan telur-telur yang busuk; penetasan akan berlangsung selama 10 hari; pada hari kelima sebagian airnya dibuang dan diganti dengan air baru; panen larva atau beni dengan sekup net dan siap ditebar ke kolam pendederan I.
PENDEDERAN IKAN GURAME I
Pendederan pertama dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 100 m2; keringkan 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalirnya; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 2 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 10.000 ekor larva pada pagi hari; setelah 2 hari, beri 0,5 – 1 tepung pelet atau pelet yang telah direndam setiap hari; panen benih dilakukan setelah berumur 3 minggu.
PENDEDERAN IKAN GURAME II
Pendederan kedua juga dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 100 m2; keringkan 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalirnya; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 2 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 8.000 ekor benih dari pendederan I (telah diseleksi); beri 1 - 2 kg tepung pelet atau pelet yang telah direndam setiap hari; panen benih dilakukan setelah berumur sebulan.
PENDEDERAN IKAN GURAME III
Pendederan ketiga dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 100 m2; keringkan 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalirnya; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 2 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 6.000 ekor hasil dari pendederan II (telah diseleksi); beri 3 – 5 kg pelet kecil (khusus gurame); panen benih dilakukan sebulan kemudian.
PEMBESARAN IKAN GURAME
Pembesaran ikan gurame dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan sebuah kolam ukuran 200 m2; perbaiki seluruh bagiannya; tebarkan 4 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 - 60 cm dan rendam selama 5 hari; masukan 10.000 ekor benih hasil seleksi dari pendederan III; beri pakan 3 persen setiap hari, 3 kg di awal pemeliharaan dan bertambah terus sesuai dengan berat ikan; alirkan air secara kontinyu; lakukan panen setelah 3 bulan. Sebuah kolam dapat menghasilkan ikan konsumsi ukuran 0,5 kg sebanyak 400 – 500 kg.
PEMATANGAN GONAD IKAN GURAME
Pematangan gonad ikan gurame bisa dilakukan di kolam tanah. Caranya, siapkan kolam ukuran 50 m2; keringkan selama 2 – 4 hari dan perbaiki seluruh bagian kolam; isi air setinggi 50 – 70 cm dan alirkan secara kontinyu; masukan 40 ekor induk ukuran 2,5 – 4 kg; beri pakan tambahan berupa daun talas sebanyak 2 persen dan 1 persen setiap hari.
SELEKSI INDUK IKAN GURAME
Seleksi induk dilakukan dengan melihat tanda-tanda pada tubuh. Tanda induk betina yang matang gonad : berdagu (atas kepala) datar, perut agak gendut; tubuh agak kusam; gerakan lamban dan lubang kelamin kemerahan. Tanda induk jantan : berdagu menonjol, gerakan lincah, tubuh lebih terang dan bercahaya; lubang kelamin kemerahan.
PEMIJAHAN IKAN GURAME
Pemijahan ikan gurame dilakukan di kolam tanah. Kolam tersebut harus jauh dari keramaian. Caranya : siapkan kolam ukuran 50 m2; perbaiki seluruh bagiannya; keringkan selama 3 – 5 hari; isi air setinggi 60 cm dan alirkan secara kontinyu; pasang 4 buah sosog (sarang terbuat dari bambu atau tempat sampah plastik) di empat sudut kolam; masukan 30 ekor induk betina; pasang empat buah rak bambu 5 cm di atas permukaan air; letakan ijuk atau sabuk kelapa sebagai bahan sarang; masukan pula 10 ekor induk jantan; ambil sarang sudah berisi telur (biasanya sarang sudah tertutup dengan ijuk atau sabuk kelapa dan air sekitar sarang berminyak); tetaskan di tempat penetasan.
PENETASAN IKAN GURAME DALAM AKUARIUM
Penetasan telur ikan gurame dilakukan di akuarium. Caranya : siapkan sebuah akuarium ukuran panjang 80 cm, lebar 60 cm dan tinggi 40 cm; keringkan selama 2 hari; isi air setinggi 30 cm; pasang dua buah titik aerasi dan hidupkan selama penetasan; masukan telur dari sebuah sarang yang sudah dibersihkan dari sampah dan telur-telur yang busuk; penetasan akan berlangsung selama 10 hari; pada hari kelima sebagian airnya dibuang dan diganti dengan air baru; panen larva atau beni dengan sekup net dan siap ditebar ke kolam pendederan I.
PENETASAN IKAN GURAME DALAM BASKOM PLASTIK
Penetasan telur ikan gurame bisa juga dilakukan di baskom plastik. Caranya : siapkan sebuah baskom plastik besar (volume 50 liter); keringkan selama 2 hari; isi air setinggi 20 cm; masukan telur dari sebuah sarang yang sudah dibersihkan dari sampah dan telur-telur yang busuk; penetasan akan berlangsung selama 10 hari; pada hari kelima sebagian airnya dibuang dan diganti dengan air baru; panen larva atau beni dengan sekup net dan siap ditebar ke kolam pendederan I.
PENDEDERAN IKAN GURAME I
Pendederan pertama dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 100 m2; keringkan 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalirnya; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 2 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 10.000 ekor larva pada pagi hari; setelah 2 hari, beri 0,5 – 1 tepung pelet atau pelet yang telah direndam setiap hari; panen benih dilakukan setelah berumur 3 minggu.
PENDEDERAN IKAN GURAME II
Pendederan kedua juga dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 100 m2; keringkan 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalirnya; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 2 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 8.000 ekor benih dari pendederan I (telah diseleksi); beri 1 - 2 kg tepung pelet atau pelet yang telah direndam setiap hari; panen benih dilakukan setelah berumur sebulan.
PENDEDERAN IKAN GURAME III
Pendederan ketiga dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 100 m2; keringkan 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalirnya; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 2 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 6.000 ekor hasil dari pendederan II (telah diseleksi); beri 3 – 5 kg pelet kecil (khusus gurame); panen benih dilakukan sebulan kemudian.
PEMBESARAN IKAN GURAME
Pembesaran ikan gurame dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan sebuah kolam ukuran 200 m2; perbaiki seluruh bagiannya; tebarkan 4 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 - 60 cm dan rendam selama 5 hari; masukan 10.000 ekor benih hasil seleksi dari pendederan III; beri pakan 3 persen setiap hari, 3 kg di awal pemeliharaan dan bertambah terus sesuai dengan berat ikan; alirkan air secara kontinyu; lakukan panen setelah 3 bulan. Sebuah kolam dapat menghasilkan ikan konsumsi ukuran 0,5 kg sebanyak 400 – 500 kg.
BUDIDAYA IKAN LELE
Jika kita ingin memulai ternak lele dengan tebar bibit 10.000 ekor ukuran 10-12 cm harga di pasaran Rp.250-300/ekor setidaknya diperlukan lahan 100 m2, jumlah pakan pelet 1 ton jika konversi pakan menjadi daging 90 % diestimasikan kita mendpt hasil 900 kg, masa pemeliharaan 60-80 hari. Sebaiknya pada saat 30-40 hari setelah tebar benih dilakukan sortir, karena mulai banyak bibit yang bertubuh bongsor yang sering memakan ikan yang lain.
Tebar lele, bisa diawali dengan tebar ukuran 2-3 cm dgn kapadatan 100-150 ekor/m2, pilih lokasi dgn suhu > 26 C. Jadikan warna air menjadi hijau daun untuk suplai O2 lebih baik, dengan cara pemupukan & aplikasi probiotik. Umur 90 hari akan di dapat 140 gr ( 7ekor/Kg). dgn kepadatan itu kolam dari terpal atau beton.
Sebenarnya dengan teknologi probiotik tebar lele sudah mampu sampai 400 – 500 ekor/m3. tetapi diperlukan kepiawaian dlm manajemen pengelolaan kualitas air.
bentuk fisik kolam tidak terlalu utama, baik itu kolam tembok ataupun tanah. yang diutamakan dalam ternak lele adalah kualitas benih, air dan pakan. Benih sebaiknya beli dari pembenih lele langsung dan mulai dari benih yg agak besar contohnya ukuran 10-12 cm dgn kepadatan 100-150 ekor/m2, air bebas pencemaran bisa berasal dari air sungai, sumur, PAM yg sudah diendapkan. kolam sebaiknya diberi pupuk kandang,urea,tsp dan didiamkan minimal 1 minggu agar terbentuk pakan alami berupa plankton, kolam harus dalam kondisi air tidak jalan karena lele rentan terhadap perubahan air yang terus menerus dan lele akan selalu meloncat kearah sumber air mengalir. kedalaman kolam sebaiknya 120 cm dengan ketinggian air 80 cm.pakan utama sebaiknya menggunakan pakan pabrik dengan kandungan protein >32% dan dapat diberi pakan tambahan berupa limbah peternakan ayam seperti bangkai ayam, usus, telur yg gagal tetas dengan terlebih dahulu dibakar/direbus.
Tips membuat pakan tambahan untuk lele, peternak lele bisa mencobanya, dgn bahan :
1. Ampas tahu
2. Katul (dedek halus) dari padi
3. Ikan Asin BS(dihaluskan)lebih bagus di rebus
dgn perbandingan 10:5:1 jd setiap 10 kg ampas tahu,+5kg katul,+ 1kg ikan asin bs aduk jd satu, berikan sesuai kebutuhan.
Modal awal, untuk 1 kolam ukuran kecil 2m x 3m, gali tanah sedalam 30an cm, tanah galian urug-kan ke sekitar pinggir calon kolam. Selanjutnya yang perlu kita lakukan adalah membeli terpal plastik yang banyak dijual di toko, seharga 50 ribuan, ataupun yang lebih mahal juga bisa, tapi ini kualitasnya sudah cukup bagus. Pasang terpal plastik ke lubang kolam yang telah digali, kedalaman tanah 30 cm, tinggi permukaan tanah (dengan tanah urug sebelumnya) naik kan jadi 20-30 cm lebih tinggi dari tanah sekitarnya. Jadilah kolam kita yang berbiaya murah. Isilah dengan air jernih, biarkan selama 2-3 malam (jangan langsung ditaburi benih). Beri tanam-tanaman air juga bagus, semisal teratai, ganggang air, kangkung, dsb.
Berikutnya, tinggal beli benih ikan lele, dengan ukuran sebesar ibu jari orang dewasa, harganya sekitar 100-150 rupiah per ekor. Coba isi kolam tadi dengan 300-400 ekor benih ikan lele. Beli pakan ikan (pelet) lembut, sekitar 5000 rupiah per kg. Sebulan mungkin menghabiskan sekitar 3 kg, Sebagian di atas kolam dibuat atap pelindung, juga bagus. Sebagian terkena cahaya langsung matahari. Kalau ada sisa nasi makan malam/siang, masukkan saja ke kolam, biar nambah-nambah zat makanan. Air kondisikan alami seperti di rawa/sungai, perbanyak tanaman air. Kalau di awal-awal menabur benih, sebagian ikan mati, jangan panik, ambil saja, buang. 3-4 hari berikutnya ikan akan bertahan hidup normal. Nah, tinggal menunggu sekitar 3 bulan, ikan sudah cukUp besar untuk bisa dipanen, dijual dengan harga sekitar 1000 rupiah per ekor. Bikin saja tulisan di depan rumah “JUAL IKAN LELE KONSUMSI, SEGAR, GURIH” Kalau tanah cukup luas, berarti bisa bikin 2-3 kolam lagi yang serupa. Pakai terpal plastik juga (hemat biaya pasir dan semen, serta ongkos tukang .
Tebar lele, bisa diawali dengan tebar ukuran 2-3 cm dgn kapadatan 100-150 ekor/m2, pilih lokasi dgn suhu > 26 C. Jadikan warna air menjadi hijau daun untuk suplai O2 lebih baik, dengan cara pemupukan & aplikasi probiotik. Umur 90 hari akan di dapat 140 gr ( 7ekor/Kg). dgn kepadatan itu kolam dari terpal atau beton.
Sebenarnya dengan teknologi probiotik tebar lele sudah mampu sampai 400 – 500 ekor/m3. tetapi diperlukan kepiawaian dlm manajemen pengelolaan kualitas air.
bentuk fisik kolam tidak terlalu utama, baik itu kolam tembok ataupun tanah. yang diutamakan dalam ternak lele adalah kualitas benih, air dan pakan. Benih sebaiknya beli dari pembenih lele langsung dan mulai dari benih yg agak besar contohnya ukuran 10-12 cm dgn kepadatan 100-150 ekor/m2, air bebas pencemaran bisa berasal dari air sungai, sumur, PAM yg sudah diendapkan. kolam sebaiknya diberi pupuk kandang,urea,tsp dan didiamkan minimal 1 minggu agar terbentuk pakan alami berupa plankton, kolam harus dalam kondisi air tidak jalan karena lele rentan terhadap perubahan air yang terus menerus dan lele akan selalu meloncat kearah sumber air mengalir. kedalaman kolam sebaiknya 120 cm dengan ketinggian air 80 cm.pakan utama sebaiknya menggunakan pakan pabrik dengan kandungan protein >32% dan dapat diberi pakan tambahan berupa limbah peternakan ayam seperti bangkai ayam, usus, telur yg gagal tetas dengan terlebih dahulu dibakar/direbus.
Tips membuat pakan tambahan untuk lele, peternak lele bisa mencobanya, dgn bahan :
1. Ampas tahu
2. Katul (dedek halus) dari padi
3. Ikan Asin BS(dihaluskan)lebih bagus di rebus
dgn perbandingan 10:5:1 jd setiap 10 kg ampas tahu,+5kg katul,+ 1kg ikan asin bs aduk jd satu, berikan sesuai kebutuhan.
Modal awal, untuk 1 kolam ukuran kecil 2m x 3m, gali tanah sedalam 30an cm, tanah galian urug-kan ke sekitar pinggir calon kolam. Selanjutnya yang perlu kita lakukan adalah membeli terpal plastik yang banyak dijual di toko, seharga 50 ribuan, ataupun yang lebih mahal juga bisa, tapi ini kualitasnya sudah cukup bagus. Pasang terpal plastik ke lubang kolam yang telah digali, kedalaman tanah 30 cm, tinggi permukaan tanah (dengan tanah urug sebelumnya) naik kan jadi 20-30 cm lebih tinggi dari tanah sekitarnya. Jadilah kolam kita yang berbiaya murah. Isilah dengan air jernih, biarkan selama 2-3 malam (jangan langsung ditaburi benih). Beri tanam-tanaman air juga bagus, semisal teratai, ganggang air, kangkung, dsb.
Berikutnya, tinggal beli benih ikan lele, dengan ukuran sebesar ibu jari orang dewasa, harganya sekitar 100-150 rupiah per ekor. Coba isi kolam tadi dengan 300-400 ekor benih ikan lele. Beli pakan ikan (pelet) lembut, sekitar 5000 rupiah per kg. Sebulan mungkin menghabiskan sekitar 3 kg, Sebagian di atas kolam dibuat atap pelindung, juga bagus. Sebagian terkena cahaya langsung matahari. Kalau ada sisa nasi makan malam/siang, masukkan saja ke kolam, biar nambah-nambah zat makanan. Air kondisikan alami seperti di rawa/sungai, perbanyak tanaman air. Kalau di awal-awal menabur benih, sebagian ikan mati, jangan panik, ambil saja, buang. 3-4 hari berikutnya ikan akan bertahan hidup normal. Nah, tinggal menunggu sekitar 3 bulan, ikan sudah cukUp besar untuk bisa dipanen, dijual dengan harga sekitar 1000 rupiah per ekor. Bikin saja tulisan di depan rumah “JUAL IKAN LELE KONSUMSI, SEGAR, GURIH” Kalau tanah cukup luas, berarti bisa bikin 2-3 kolam lagi yang serupa. Pakai terpal plastik juga (hemat biaya pasir dan semen, serta ongkos tukang .
BUDIDAYA BELUT
Membesarkan belut hingga siap panen dari bibit umur 1-3 bulan butuh waktu 7 bulan. Namun, Ruslan Roy, peternak sekaligus eksportir di Jakarta Selatan, mampu menyingkatnya menjadi 4 bulan. Kunci suksesnya antara lain terletak pada media dan pengaturan pakan.
Belut yang dipanen Ruslan rata-rata berbobot 400 g/ekor. Itu artinya sama dengan bobot belut yang dihasilkan peternak lain. Cuma waktu pemeliharaan yang dilakukan Ruslan lebih singkat 3 bulan dibanding mereka. Oleh karena itu, biaya yang dikeluarkan Ruslan pun jauh lebih rendah. Selain menekan biaya produksi, panen dalam waktu singkat itu mampu mendongkrak ketersediaan pasokan, ujar Ruslan.
Pemilik PT Dapetin di Jakarta Selatan itu hanya mengeluarkan biaya Rp8.000 untuk setiap kolam berisi 200 ekor. Padahal, biasanya para peternak lain paling tidak menggelontorkan Rp14.000 untuk pembesaran jumlah yang sama. Semua itu karena Ruslan menggunakan media campuran untuk pembesarannya.
Media campuran Budidaya Belut
Menurut Ruslan, belut akan cepat besar jika medianya cocok. Media yang digunakan ayah dari 3 anak itu terdiri dari lumpur kering, kompos, jerami padi, pupuk TSP, dan mikroorganisme stater. Peletakkannya diatur: bagian dasar kolam dilapisi jerami setebal 50 cm. Di atas jerami disiramkan 1 liter mikroorganisma stater. Berikutnya kompos setinggi 5 cm. Media teratas adalah lumpur kering setinggi 25 cm yang sudah dicampur pupuk TSP sebanyak 5 kg.
Karena belut tetap memerlukan air sebagai habitat hidupnya, kolam diberi air sampai ketinggian 15 cm dari media teratas. Jangan lupa tanami eceng gondok sebagai tempat bersembunyi belut. Eceng gondok harus menutupi ¾ besar kolam, ujar peraih gelar Master of Management dari Philipine University itu.
Bibit belut tidak serta-merta dimasukkan. Media dalam kolam perlu didiamkan selama 2 minggu agar terjadi fermentasi. Media yang sudah terfermentasi akan menyediakan sumber pakan alami seperti jentik nyamuk, zooplankton, cacing, dan jasad-jasad renik. Setelah itu baru bibit dimasukkan.
Pakan hidup Belut
Berdasarkan pengalaman Ruslan, sifat kanibalisme yang dimiliki Monopterus albus itu tidak terjadi selama pembesaran. Asal, pakan tersedia dalam jumlah cukup. Saat masih anakan belut tidak akan saling mengganggu. Sifat kanibal muncul saat belut berumur 10 bulan, ujarnya. Sebab itu tidak perlu khawatir memasukkan bibit dalam jumlah besar hingga ribuan ekor. Dalam 1 kolam berukuran 5 m x 5 m x 1 m, saya dapat memasukkan hingga 9.400 bibit, katanya.
Pakan yang diberikan harus segar dan hidup, seperti ikan cetol, ikan impun, bibit ikan mas, cacing tanah, belatung, dan bekicot. Pakan diberikan minimal sehari sekali di atas pukul 17.00. Untuk menambah nafsu makan dapat diberi temulawak Curcuma xanthorhiza. Sekitar 200 g temulawak ditumbuk lalu direbus dengan 1 liter air. Setelah dingin, air rebusan dituang ke kolam pembesaran. Pilih tempat yang biasanya belut bersembunyi, ujar Ruslan.
Pelet ikan dapat diberikan sebagai pakan selingan untuk memacu pertumbuhan. Pemberiannya ditaburkan ke seluruh area kolam. Tak sampai beberapa menit biasanya anakan belut segera menyantapnya. Pelet diberikan maksimal 3 kali seminggu. Dosisnya 5% dari bobot bibit yang ditebar. Jika bibit yang ditebar 40 kg, pelet yang diberikan sekitar 2 kg.
Hujan buatan
Selain pakan, yang perlu diperhatikan kualitas air. Bibit belut menyukai pH 5-7. Selama pembesaran, perubahan air menjadi basa sering terjadi di kolam. Air basa akan tampak merah kecokelatan. Penyebabnya antara lain tingginya kadar amonia seiring bertumpuknya sisa-sisa pakan dan dekomposisi hasil metabolisme. Belut yang hidup dalam kondisi itu akan cepat mati, ujar Son Son. Untuk mengatasinya, pH air perlu rutin diukur. Jika terjadi perubahan, segera beri penetralisir.
Kehadiran hama seperti burung belibis, bebek, dan berang-berang perlu diwaspadai. Mereka biasanya spontan masuk jika kondisi kolam dibiarkan tak terawat. Kehadiran mereka sedikit-banyak turut mendongkrak naiknya pH karena kotoran yang dibuangnya. Hama bisa dihilangkan dengan membuat kondisi kolam rapi dan pengontrolan rutin sehari sekali, tutur Ruslan.
Suhu air pun perlu dijaga agar tetap pada kisaran 26-28oC. Peternak di daerah panas bersuhu 29-32oC, seperti Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi, perlu hujan buatan untuk mendapatkan suhu yang ideal. Son Son menggunakan shading net dan hujan buatan untuk bisa mendapat suhu 26oC. Bila terpenuhi pertumbuhan belut dapat maksimal, ujar alumnus Institut Teknologi Indonesia itu.
Shading net dipasang di atas kolam agar intensitas cahaya matahari yang masuk berkurang. Selanjutnya 3 saluran selang dipasang di tepi kolam untuk menciptakan hujan buatan. Perlakuan itu dapat menyeimbangkan suhu kolam sekaligus menambah ketersediaan oksigen terlarut. Ketidakseimbangan suhu menyebabkan bibit cepat mati, ucap Son Son.
Hal senada diamini Ruslan. Jika tidak bisa membuat hujan buatan, dapat diganti dengan menanam eceng gondok di seluruh permukaan kolam, ujar Ruslan. Dengan cara itu bibit belut tumbuh cepat, hanya dalam tempo 4 bulan sudah siap panen.
Belut yang dipanen Ruslan rata-rata berbobot 400 g/ekor. Itu artinya sama dengan bobot belut yang dihasilkan peternak lain. Cuma waktu pemeliharaan yang dilakukan Ruslan lebih singkat 3 bulan dibanding mereka. Oleh karena itu, biaya yang dikeluarkan Ruslan pun jauh lebih rendah. Selain menekan biaya produksi, panen dalam waktu singkat itu mampu mendongkrak ketersediaan pasokan, ujar Ruslan.
Pemilik PT Dapetin di Jakarta Selatan itu hanya mengeluarkan biaya Rp8.000 untuk setiap kolam berisi 200 ekor. Padahal, biasanya para peternak lain paling tidak menggelontorkan Rp14.000 untuk pembesaran jumlah yang sama. Semua itu karena Ruslan menggunakan media campuran untuk pembesarannya.
Media campuran Budidaya Belut
Menurut Ruslan, belut akan cepat besar jika medianya cocok. Media yang digunakan ayah dari 3 anak itu terdiri dari lumpur kering, kompos, jerami padi, pupuk TSP, dan mikroorganisme stater. Peletakkannya diatur: bagian dasar kolam dilapisi jerami setebal 50 cm. Di atas jerami disiramkan 1 liter mikroorganisma stater. Berikutnya kompos setinggi 5 cm. Media teratas adalah lumpur kering setinggi 25 cm yang sudah dicampur pupuk TSP sebanyak 5 kg.
Karena belut tetap memerlukan air sebagai habitat hidupnya, kolam diberi air sampai ketinggian 15 cm dari media teratas. Jangan lupa tanami eceng gondok sebagai tempat bersembunyi belut. Eceng gondok harus menutupi ¾ besar kolam, ujar peraih gelar Master of Management dari Philipine University itu.
Bibit belut tidak serta-merta dimasukkan. Media dalam kolam perlu didiamkan selama 2 minggu agar terjadi fermentasi. Media yang sudah terfermentasi akan menyediakan sumber pakan alami seperti jentik nyamuk, zooplankton, cacing, dan jasad-jasad renik. Setelah itu baru bibit dimasukkan.
Pakan hidup Belut
Berdasarkan pengalaman Ruslan, sifat kanibalisme yang dimiliki Monopterus albus itu tidak terjadi selama pembesaran. Asal, pakan tersedia dalam jumlah cukup. Saat masih anakan belut tidak akan saling mengganggu. Sifat kanibal muncul saat belut berumur 10 bulan, ujarnya. Sebab itu tidak perlu khawatir memasukkan bibit dalam jumlah besar hingga ribuan ekor. Dalam 1 kolam berukuran 5 m x 5 m x 1 m, saya dapat memasukkan hingga 9.400 bibit, katanya.
Pakan yang diberikan harus segar dan hidup, seperti ikan cetol, ikan impun, bibit ikan mas, cacing tanah, belatung, dan bekicot. Pakan diberikan minimal sehari sekali di atas pukul 17.00. Untuk menambah nafsu makan dapat diberi temulawak Curcuma xanthorhiza. Sekitar 200 g temulawak ditumbuk lalu direbus dengan 1 liter air. Setelah dingin, air rebusan dituang ke kolam pembesaran. Pilih tempat yang biasanya belut bersembunyi, ujar Ruslan.
Pelet ikan dapat diberikan sebagai pakan selingan untuk memacu pertumbuhan. Pemberiannya ditaburkan ke seluruh area kolam. Tak sampai beberapa menit biasanya anakan belut segera menyantapnya. Pelet diberikan maksimal 3 kali seminggu. Dosisnya 5% dari bobot bibit yang ditebar. Jika bibit yang ditebar 40 kg, pelet yang diberikan sekitar 2 kg.
Hujan buatan
Selain pakan, yang perlu diperhatikan kualitas air. Bibit belut menyukai pH 5-7. Selama pembesaran, perubahan air menjadi basa sering terjadi di kolam. Air basa akan tampak merah kecokelatan. Penyebabnya antara lain tingginya kadar amonia seiring bertumpuknya sisa-sisa pakan dan dekomposisi hasil metabolisme. Belut yang hidup dalam kondisi itu akan cepat mati, ujar Son Son. Untuk mengatasinya, pH air perlu rutin diukur. Jika terjadi perubahan, segera beri penetralisir.
Kehadiran hama seperti burung belibis, bebek, dan berang-berang perlu diwaspadai. Mereka biasanya spontan masuk jika kondisi kolam dibiarkan tak terawat. Kehadiran mereka sedikit-banyak turut mendongkrak naiknya pH karena kotoran yang dibuangnya. Hama bisa dihilangkan dengan membuat kondisi kolam rapi dan pengontrolan rutin sehari sekali, tutur Ruslan.
Suhu air pun perlu dijaga agar tetap pada kisaran 26-28oC. Peternak di daerah panas bersuhu 29-32oC, seperti Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi, perlu hujan buatan untuk mendapatkan suhu yang ideal. Son Son menggunakan shading net dan hujan buatan untuk bisa mendapat suhu 26oC. Bila terpenuhi pertumbuhan belut dapat maksimal, ujar alumnus Institut Teknologi Indonesia itu.
Shading net dipasang di atas kolam agar intensitas cahaya matahari yang masuk berkurang. Selanjutnya 3 saluran selang dipasang di tepi kolam untuk menciptakan hujan buatan. Perlakuan itu dapat menyeimbangkan suhu kolam sekaligus menambah ketersediaan oksigen terlarut. Ketidakseimbangan suhu menyebabkan bibit cepat mati, ucap Son Son.
Hal senada diamini Ruslan. Jika tidak bisa membuat hujan buatan, dapat diganti dengan menanam eceng gondok di seluruh permukaan kolam, ujar Ruslan. Dengan cara itu bibit belut tumbuh cepat, hanya dalam tempo 4 bulan sudah siap panen.
Yang di sukai Wanita dari Pria
Bercinta secara total boleh jadi adalah pengalaman puncak yang selalu dinantikan istri dari suami. Namun sebelum sampai ke situ, ada hal-hal kecil yang diharapkan wanita dari pria yang dicintainya. Simaklah beberapa di antaranya.
PUJIAN TULUS TAK TERDUGA
Wanita mana, sih, yang tidak senang dipuji? Bukan pujian seribu satu kata gombal, lho, tapi pujian kecil yang tak terduga. Kalau itu diucapkan di saat yang tepat, istri pasti akan tersenyum senang. Sampaikan pujian itu dengan kesungguhan, tatap matanya, bila perlu bisikkan di telinganya. Hindari pemberian pujian yang terdengar sangat basa-basi. Misalnya, Anda memujinya sambil terus konsentrasi di depan komputer. Itu hanya akan membuat pasangan Anda kesal.
TUBUH BERAROMA SEGAR
Badan yang segar karena selalu mandi, kuku yang terpotong rapi dan jambang yang selalu tercukur bersih, serta aroma fresh dari tubuh Anda, dijamin membuat pasangan Anda merasa nyaman. Walaupun di rumah Anda merasa lebih santai mengenakan sarung dan bertelanjang dada, tapi percayalah, pemandangan seperti itu tidak akan disukai pasangan. Sebaiknya kenakan celana pendek dan kaus yang pantas. Syukur-syukur bisa memperlihatkan kekencangan tubuh Anda berkat rajin berlatih di gym.
PANGGILAN SAYANG
Masih ingat apa panggilan sayang yang Anda berikan padanya saat masih pacaran? Cobalah untuk mengulanginya sekarang. Mungkin tidak Anda sadari, tapi kadang panggilan mama-papa terdengar sangat “tua” dan menjemukan. Kalau ternyata Anda belum mempunyai panggilan sayang untuknya, tak ada salahnya ciptakan mulai sekarang. Wanita akan merasa istimewa saat menyadari bahwa hanya Anda di dunia ini yang memanggilnya dengan sebutanitu. Sekaligus mengingatkan dia bahwa posisi Anda berbeda dengan orang lain.
SIKAP ROMANTIS
Anda tentu tahu pria Prancis lebih mudah menaklukkan hati wanita mana pun di dunia ini. Kemudahan itu mereka dapat karena sikap mereka yang tahu bagaimana memperlakukan wanita dengan romantis.
Tak perlu menaruh sekeranjang gladiol yang mahal tiap hari di rumah, tapi cobalah beri dia setangkai mawar kecil saat Anda menjemputnya pulang kerja. Wanita akan merasa tersanjung dengan kejadian romantis semacam ini. Di akhir pekan, cobalah siapkan sarapan untuknya dan bawa ke kamar tidur. Bangunkan dia dengan sebuah kecupan lembut di dahinya, kemudian sodorkan segelas jus segar bikinan Anda. Apa yang Anda lakukan ini akan dirasa romantis olehnya.
SENTUHAN MESRA
Sepulang bekerja, wajar saja kalau Anda dan pasangan merasa sangat lelah. Tapi sebagai bukti cinta, Anda bisa melakukan sesuatu yang menyenangkan untuknya. Setelah selesai mandi dan bersiap untuk tidur, ambil minyak zaitun atau body lotion yang harum, oleskan di tengkuknya dan pijat dengan perlahan. Biarkan pasangan Anda menikmati tiap sensasi yang tercipta dari sentuhan Anda. Sentuhan erotik di tempat tidur, itu memang dibutuhkan. Tapi tak hanya itu, wanita juga mendambakan belaian sayang. Hanya rasa sayang dan bukan nafsu. Belailah rambutnya saat duduk di dekat Anda, atau pegang tangannya saat dia menuruni tangga. Hal-hal seperti itu sangat disukai wanita.
BERJUANG UNTUKNYA
“Berjuanglah” untuk melakukan sesuatu yang menyenangkannya. Tidak harus mengalahkan ibu tiri seperti dalam dongeng Cinderella, tapi cukup sebuah tindakan kecil yang membuatnya mengerti bahwa Anda mengorbankan banyak hal untuk menyenangkannya. Misalnya, pasangan tahu kalau hari ini deadline pekerjaan Anda. Tiba-tiba, saat jam makan siang, Anda muncul di kantornya dan membawakan sebungkus mi ayam kesukaannya. Dia tahu persis, untuk membelinya Anda harus menembus kemacetan, sekaligus mengantarkannya ke kantor. Setelah itu Anda harus segera kembali ke kantor untuk menyelesaikan pekerjaan.
TIDAK TERBURU-BURU
To the point. Itu adalah kebiasaan pria yang oleh sebagian wanita ditangkap sebagai sikap terburu-buru. Cobalah sesekali ikuti iramanya. Begitupun ketika bercinta, wanita sangat menikmati pasangan yang mau mengerti dirinya. Ciumilah dengan perlahan tanpa ada satu bagian pun yang terlewatkan. Tanyakan padanya apa yang ingin Anda lakukan untuknya. Sesudah bercinta pun Anda jangan buru-buru mengakhirinya dengan tidur. Peluk dia, belai rambutnya, bisikkan bagaimana Anda sangat mencintainya. Pasti pasangan Anda ingin selalu mengulangi lagi kebersamaan seperti ini bersama Anda.
PUJIAN TULUS TAK TERDUGA
Wanita mana, sih, yang tidak senang dipuji? Bukan pujian seribu satu kata gombal, lho, tapi pujian kecil yang tak terduga. Kalau itu diucapkan di saat yang tepat, istri pasti akan tersenyum senang. Sampaikan pujian itu dengan kesungguhan, tatap matanya, bila perlu bisikkan di telinganya. Hindari pemberian pujian yang terdengar sangat basa-basi. Misalnya, Anda memujinya sambil terus konsentrasi di depan komputer. Itu hanya akan membuat pasangan Anda kesal.
TUBUH BERAROMA SEGAR
Badan yang segar karena selalu mandi, kuku yang terpotong rapi dan jambang yang selalu tercukur bersih, serta aroma fresh dari tubuh Anda, dijamin membuat pasangan Anda merasa nyaman. Walaupun di rumah Anda merasa lebih santai mengenakan sarung dan bertelanjang dada, tapi percayalah, pemandangan seperti itu tidak akan disukai pasangan. Sebaiknya kenakan celana pendek dan kaus yang pantas. Syukur-syukur bisa memperlihatkan kekencangan tubuh Anda berkat rajin berlatih di gym.
PANGGILAN SAYANG
Masih ingat apa panggilan sayang yang Anda berikan padanya saat masih pacaran? Cobalah untuk mengulanginya sekarang. Mungkin tidak Anda sadari, tapi kadang panggilan mama-papa terdengar sangat “tua” dan menjemukan. Kalau ternyata Anda belum mempunyai panggilan sayang untuknya, tak ada salahnya ciptakan mulai sekarang. Wanita akan merasa istimewa saat menyadari bahwa hanya Anda di dunia ini yang memanggilnya dengan sebutanitu. Sekaligus mengingatkan dia bahwa posisi Anda berbeda dengan orang lain.
SIKAP ROMANTIS
Anda tentu tahu pria Prancis lebih mudah menaklukkan hati wanita mana pun di dunia ini. Kemudahan itu mereka dapat karena sikap mereka yang tahu bagaimana memperlakukan wanita dengan romantis.
Tak perlu menaruh sekeranjang gladiol yang mahal tiap hari di rumah, tapi cobalah beri dia setangkai mawar kecil saat Anda menjemputnya pulang kerja. Wanita akan merasa tersanjung dengan kejadian romantis semacam ini. Di akhir pekan, cobalah siapkan sarapan untuknya dan bawa ke kamar tidur. Bangunkan dia dengan sebuah kecupan lembut di dahinya, kemudian sodorkan segelas jus segar bikinan Anda. Apa yang Anda lakukan ini akan dirasa romantis olehnya.
SENTUHAN MESRA
Sepulang bekerja, wajar saja kalau Anda dan pasangan merasa sangat lelah. Tapi sebagai bukti cinta, Anda bisa melakukan sesuatu yang menyenangkan untuknya. Setelah selesai mandi dan bersiap untuk tidur, ambil minyak zaitun atau body lotion yang harum, oleskan di tengkuknya dan pijat dengan perlahan. Biarkan pasangan Anda menikmati tiap sensasi yang tercipta dari sentuhan Anda. Sentuhan erotik di tempat tidur, itu memang dibutuhkan. Tapi tak hanya itu, wanita juga mendambakan belaian sayang. Hanya rasa sayang dan bukan nafsu. Belailah rambutnya saat duduk di dekat Anda, atau pegang tangannya saat dia menuruni tangga. Hal-hal seperti itu sangat disukai wanita.
BERJUANG UNTUKNYA
“Berjuanglah” untuk melakukan sesuatu yang menyenangkannya. Tidak harus mengalahkan ibu tiri seperti dalam dongeng Cinderella, tapi cukup sebuah tindakan kecil yang membuatnya mengerti bahwa Anda mengorbankan banyak hal untuk menyenangkannya. Misalnya, pasangan tahu kalau hari ini deadline pekerjaan Anda. Tiba-tiba, saat jam makan siang, Anda muncul di kantornya dan membawakan sebungkus mi ayam kesukaannya. Dia tahu persis, untuk membelinya Anda harus menembus kemacetan, sekaligus mengantarkannya ke kantor. Setelah itu Anda harus segera kembali ke kantor untuk menyelesaikan pekerjaan.
TIDAK TERBURU-BURU
To the point. Itu adalah kebiasaan pria yang oleh sebagian wanita ditangkap sebagai sikap terburu-buru. Cobalah sesekali ikuti iramanya. Begitupun ketika bercinta, wanita sangat menikmati pasangan yang mau mengerti dirinya. Ciumilah dengan perlahan tanpa ada satu bagian pun yang terlewatkan. Tanyakan padanya apa yang ingin Anda lakukan untuknya. Sesudah bercinta pun Anda jangan buru-buru mengakhirinya dengan tidur. Peluk dia, belai rambutnya, bisikkan bagaimana Anda sangat mencintainya. Pasti pasangan Anda ingin selalu mengulangi lagi kebersamaan seperti ini bersama Anda.
MANCING TEKNIK CASTING
Selain mancing di laut, salah satu teknik mancing yang bisa diaplikasi di Jogjakarta adalah mancing di sungai atau muara atau kolam namun dengan teknik yang lain yakni dengan teknik casting, yakni mancing dengan teknik melemparkan umpan tiruan (umpan palsu) atau dalam bahasa inggris sering disebut " artificial lure", setelah dilempar kemudian ditarik agar umpan bergerak dan menimbulkan gaya tersendiri (action) yang menarik perhatian ikan untuk menyambarnya.
teknik casting ini bisa diaplikasikan di sungai, kolam atau muara sungai, yang kami tulis disini adalah kategori light casting, atau bisa disebut juga casting dengan piranti ukuran kecil, baik joran, reel maupun lure nya termasuk ukuran kecil.
Berikut kami berikan gambaran sederhana tentang persiapan memancing dengan teknik mancing casting ini, tentunya sudah banyak tulisan yang membahas baik di situs-situs lain, atau di forum-forum permancingan yang lebih jelas dan rinci penjelasannya, disini kami hanya memberikan gambaran yang sederhana saja.
Hal-hal yang perlu disiapkan untuk memulai mancing teknik casting antara lain :
JORAN/ROD
joran yang biasa dipakai untuk mancing casting di sungai-sungai, atau kolam di Jogja biasanya menggunakan joran yang panjangnya 180-210 cm, biasa berukuran 10-15 lbs, untuk di muara bisa menggunakan yang panjangnya lebih dari itu.
Reel :
Bisa menggunakan reel spinning atau baitcasting, Reel yang dipakai bisasanya menggunakan ukuran 1000-2000, dengan ukuran ini selain tidak memerlukan senar/benang yang begitu panjang, dengan reel ukuran tersebut piranti akan terasa ringan dan seimbang dengan jorannya.
Senar/Benang
Senar atau benang yang digunakan paling enak ukuran 0.25 untuk monofilament dan untuk benang braided atau PE bisa menggunakan ukuran 20 lbs, para castinger mahir sering menyebut juga dengan benang PE 1, PE 1,5 atau PE 2 dengan kekuatannya masing-masing. pemilihan ini tergantung kemampuan pemancing, tidak ada batasan ideal, monggo terserah, tapi kalau memang ada dana lebih bisa menggunakan benang PE yang tentunya berukuran lebih kecil tapi kekuatannya lebih besar dibanding menggunakan senar, pada saat melempar umpan juga lebih "smooth".
Leader :
dalam mancing teknik casting terlebih yang menggunakan benang PE , Diperlukan pula leader yang dipasang diujung benang PE untuk diikatkan di umpan palsu. Fungsi leader ini sebagai pengarah PE saat casting, sebagai shock saat anda strike karena benang PE tidak mempunyai sifat elastis maka dipasang leader yang mempunyai fungsi elastis, dan apabila hasil pancingan akan diangkat, pada leaderlah kita pegang untuk mengangkatnya.
Umpan
Dalam mancing teknik casting ini umpan yang dipakai adalah umpan palsu (lure), umpan palsu ini adalah umpan yang dibuat mirip dengan bentuk ikan dan bentuk hewan lain yang biasa dimakan ikan, dengan warna yang bermacam-macam. Jenis umpan palsu ini juga bermacam-macam, ada yang menyebut minow, mini popper, spoon, stickbait, pencil bait, crankbait, frogi dll, sesuai bentuk masing-masing. Umpan palsu ini ada yang diperuntukkan di permukaan (top water lure) atau ada yang di kedalaman air (sinking), untuk umpan di permukaan contohnya mini popper, stickbait, dan pencil bait serta frogi yakni umpan tiruan mirip katak. ukuran yang biasa dipergunakan mulai dari 3 cm s.d 7 cm
Target Ikan
Sebenarnya banyak sekali ikan yang bisa dipancing dengan teknik casting ini, yakni ikan-ikan yang termasuk predator, pemakan sesama ikan, kalau di kolam target paling menyenangkan adalah ikan bawal, kalau di sungai target favorit adalah ikan hampala / palung (jawa), kalau dari muara/dermaga target favorit adalah barakuda, cendro, GT ukuran kecil dll.
Setelah semuanya siap, tinggal kita cari kolam atau sungai untuk mencoba aplikasi teknik casting ini, monggo silakan untuk lebih menyenangkannya bisa mencoba casting di kolam-kolam dulu terutama yang berisi bawal, ikan bawal ini sangat ganas menggasak umpan palsu yang kita gunakan. Kalau pingin mencoba target hampala (palung) bisa mencari di sungai-sungai besar tapi tentunya kadar strike jauh lebih kecil dan lebih sulit dapat ikan. atau mungkin juga di waduk-waduk.
teknik casting ini bisa diaplikasikan di sungai, kolam atau muara sungai, yang kami tulis disini adalah kategori light casting, atau bisa disebut juga casting dengan piranti ukuran kecil, baik joran, reel maupun lure nya termasuk ukuran kecil.
Berikut kami berikan gambaran sederhana tentang persiapan memancing dengan teknik mancing casting ini, tentunya sudah banyak tulisan yang membahas baik di situs-situs lain, atau di forum-forum permancingan yang lebih jelas dan rinci penjelasannya, disini kami hanya memberikan gambaran yang sederhana saja.
Hal-hal yang perlu disiapkan untuk memulai mancing teknik casting antara lain :
JORAN/ROD
joran yang biasa dipakai untuk mancing casting di sungai-sungai, atau kolam di Jogja biasanya menggunakan joran yang panjangnya 180-210 cm, biasa berukuran 10-15 lbs, untuk di muara bisa menggunakan yang panjangnya lebih dari itu.
Reel :
Bisa menggunakan reel spinning atau baitcasting, Reel yang dipakai bisasanya menggunakan ukuran 1000-2000, dengan ukuran ini selain tidak memerlukan senar/benang yang begitu panjang, dengan reel ukuran tersebut piranti akan terasa ringan dan seimbang dengan jorannya.
Senar/Benang
Senar atau benang yang digunakan paling enak ukuran 0.25 untuk monofilament dan untuk benang braided atau PE bisa menggunakan ukuran 20 lbs, para castinger mahir sering menyebut juga dengan benang PE 1, PE 1,5 atau PE 2 dengan kekuatannya masing-masing. pemilihan ini tergantung kemampuan pemancing, tidak ada batasan ideal, monggo terserah, tapi kalau memang ada dana lebih bisa menggunakan benang PE yang tentunya berukuran lebih kecil tapi kekuatannya lebih besar dibanding menggunakan senar, pada saat melempar umpan juga lebih "smooth".
Leader :
dalam mancing teknik casting terlebih yang menggunakan benang PE , Diperlukan pula leader yang dipasang diujung benang PE untuk diikatkan di umpan palsu. Fungsi leader ini sebagai pengarah PE saat casting, sebagai shock saat anda strike karena benang PE tidak mempunyai sifat elastis maka dipasang leader yang mempunyai fungsi elastis, dan apabila hasil pancingan akan diangkat, pada leaderlah kita pegang untuk mengangkatnya.
Umpan
Dalam mancing teknik casting ini umpan yang dipakai adalah umpan palsu (lure), umpan palsu ini adalah umpan yang dibuat mirip dengan bentuk ikan dan bentuk hewan lain yang biasa dimakan ikan, dengan warna yang bermacam-macam. Jenis umpan palsu ini juga bermacam-macam, ada yang menyebut minow, mini popper, spoon, stickbait, pencil bait, crankbait, frogi dll, sesuai bentuk masing-masing. Umpan palsu ini ada yang diperuntukkan di permukaan (top water lure) atau ada yang di kedalaman air (sinking), untuk umpan di permukaan contohnya mini popper, stickbait, dan pencil bait serta frogi yakni umpan tiruan mirip katak. ukuran yang biasa dipergunakan mulai dari 3 cm s.d 7 cm
Target Ikan
Sebenarnya banyak sekali ikan yang bisa dipancing dengan teknik casting ini, yakni ikan-ikan yang termasuk predator, pemakan sesama ikan, kalau di kolam target paling menyenangkan adalah ikan bawal, kalau di sungai target favorit adalah ikan hampala / palung (jawa), kalau dari muara/dermaga target favorit adalah barakuda, cendro, GT ukuran kecil dll.
Setelah semuanya siap, tinggal kita cari kolam atau sungai untuk mencoba aplikasi teknik casting ini, monggo silakan untuk lebih menyenangkannya bisa mencoba casting di kolam-kolam dulu terutama yang berisi bawal, ikan bawal ini sangat ganas menggasak umpan palsu yang kita gunakan. Kalau pingin mencoba target hampala (palung) bisa mencari di sungai-sungai besar tapi tentunya kadar strike jauh lebih kecil dan lebih sulit dapat ikan. atau mungkin juga di waduk-waduk.
Trik Sukses membuat umpan mancing (ikan mas)
halo ! mancing mania. Salah satu kesuksesan memancing adalah umpan. Untuk itu diperlukan keahlian khusus untuk membuatnya. Banyak posting jenis2 umpan yg dibuat yg terkadang membuat kita bingung harus pakai yg mana. Masalahnya terkadang umpan itu baik disatu empang namun belum tentu diempang lainnya.
Saya hanya ingin minta pendapat para mania mancing yg sudah berpengalaman berkecimpung di dunia mancing harian ikan mas, untuk bagi2 pengalamannya.
Saya tidak memerlukan posting umpannya, namun triknya. Misalkan :
1. untuk jenis empangnya (warna air hijau pekat,coklat & bening) yg baik menggunakan jenis umpan apa.
2. terkadang kita sering mancing yg tersedia blowernya & terkadang tidak ada sama sekali. menurut kabar jenis umpannya-pun bisa berbeda.
3. untuk karakteristik ikannya (gemuk/panjang).
4. umpan yg baik itu yg keras,lembek atau ....
5. sebaiknya umpan dibuat yg amis atau yg wangi.
6. untuk umpan amis jenis ikan apa yg sangat digemari ikan mas...jika wangi jenis apa yg baik.
7. apa dasarnya membuat umpan dengan Pelet atau umbi2an.
8. Sebaiknya, umpan itu dibuat langsung di empang atau dirumah.
9. sebaiknya jika akan memancing, perlu tidak menyiapkan umpan cadangan & apa pertimpangan membawa umpan cadangan tersebut.
10. seringkali kita hanya membuat 1 umpan untuk untuk 1x memmancing. dan terkadang pada sore hari umpan tersebut sudah masam (basi). bagaimana trik supaya umpan bisa awet.
11. mungkin ini yg paling penting untuk bisa mencermati umpan yg kita buat, yaitu : apa tanda2 jika umpan kita tidak disukai ikan (bukan menunggu sampai 1/2 hari-an atau 1 harian penuh). sulit menentukan ini, terkadang pagi hari tidak dimakan namun siang atau sore sangat disukai ikan.
mungkin itu saja, semoga jawaban para mancing mania bisa bermampaat buat pemancing lainnya.
Saya hanya ingin minta pendapat para mania mancing yg sudah berpengalaman berkecimpung di dunia mancing harian ikan mas, untuk bagi2 pengalamannya.
Saya tidak memerlukan posting umpannya, namun triknya. Misalkan :
1. untuk jenis empangnya (warna air hijau pekat,coklat & bening) yg baik menggunakan jenis umpan apa.
2. terkadang kita sering mancing yg tersedia blowernya & terkadang tidak ada sama sekali. menurut kabar jenis umpannya-pun bisa berbeda.
3. untuk karakteristik ikannya (gemuk/panjang).
4. umpan yg baik itu yg keras,lembek atau ....
5. sebaiknya umpan dibuat yg amis atau yg wangi.
6. untuk umpan amis jenis ikan apa yg sangat digemari ikan mas...jika wangi jenis apa yg baik.
7. apa dasarnya membuat umpan dengan Pelet atau umbi2an.
8. Sebaiknya, umpan itu dibuat langsung di empang atau dirumah.
9. sebaiknya jika akan memancing, perlu tidak menyiapkan umpan cadangan & apa pertimpangan membawa umpan cadangan tersebut.
10. seringkali kita hanya membuat 1 umpan untuk untuk 1x memmancing. dan terkadang pada sore hari umpan tersebut sudah masam (basi). bagaimana trik supaya umpan bisa awet.
11. mungkin ini yg paling penting untuk bisa mencermati umpan yg kita buat, yaitu : apa tanda2 jika umpan kita tidak disukai ikan (bukan menunggu sampai 1/2 hari-an atau 1 harian penuh). sulit menentukan ini, terkadang pagi hari tidak dimakan namun siang atau sore sangat disukai ikan.
mungkin itu saja, semoga jawaban para mancing mania bisa bermampaat buat pemancing lainnya.
memilih tegeg yang baik dan benar
1.ACTION
Pertimbangan untuk memilih rod yg pertama dapat mengacu pada "ACTION".
Umumnya orang menyebut 'action' dari rod adalah untuk menggambarkan bagaimana rod itu melengkung dan kembali pada posisi semula.
'Fast action/fast taper' untuk rod yg melengkung dari ujung (tip) ke 1/3 bagian rod. Dan 'Slow action' untuk rod yg melengkung disepanjang body-nya.
Antara (Extreme) Slow sampai (Ultra) Fast action ada banyak definisi diantaranya....
Disini personal preference memegang peranan, garonger sendiri yg menentukan akan pilih yg mana.
Tetapi dengan mengetahui bagaimana action dari rod diterapkan dalam mancing akan sangat membantu….
Berdasarkan pengalaman saya dan para senior garonger tipe Fast action/fast taper adalah yang paling cocok untuk kategori mancing baronang.
2.KEKUATAN (LEVERAGE/PULLING POWER)
Pada dasarnya blank rod terbuat dari resin dengan campuran material2 yang lainya seperti lembaran fiberglass,carbon graphite,boron,kevlar,titanium atau campuran dari bahan2 lainya…
Kekuatan dan kelenturan sebuah rod umumnya di tentukan oleh material yang digunakan…
“Rod dibuat dengan cara melapisi 'mandrel' dengan bahan2 diatas. Mandrel adalah 'cetakan'-nya, terbuat dari stainless steel dengan bentuk menyerupai rod (berbentuk kerucut memanjang). Setelah dilapisi dengan bahan2 diatas, rod akan di 'oven' dan mandrel dibuka setelah rod 'matang'. Waktu meletakkan lapisan2 bahan di mandrel inilah kekuatan sebuah rod ditentukan, berapa banyak lapisannya (tebal-nya), panjangnya dan arah lapisannya (seratnya)”
Untuk kategori joran tegeg pada umumnya hanya tertera pada labelnya: low cabon,carbon,medium carbon,Hi carbon,super carbon,dll..dll..
Seperti dari sifat asalnya Carbon Graphite itu kaku dan mudah patah, maka High carbon Graphite lebih rentan terhadap hentakan/ benturan/pukulan yg mana tidak akan terjadi pada rod dari fiberglass. Tetapi ada keuntungannya, carbon graphite itu ringan dan peka (sensitif) terhadap getaran (dibanding fiberglass).
Karena itu kedua material ini digabung untuk mendapatkan kelebihan dari keduanya. Kalau kita mengamati dengan teliti pada pole rod, akan tampak garis2 carbon dan fiber &/ tumpukan lapisan yg memanjang atau melintang dari rodnya.
Tingkatan2 mulai dari Low s/d Ultra High carbon adalah untuk menunjukkan tingkat kekakuan sebuah rod dengan tanpa menambahnya menjadi semakin padat.
Makin tinggi tingkatnya (high/ultra high) makin kaku sebuah rod.
Hanya tentu saja akibatnya rod akan semakin rentan untuk patah.......
umumnya tegeg carbon yang ada di indo hampir tidak ada pencantuman label maximum (lbs) daya angkat kekuatan rod,
Maka dari itu untuk mengurangi sifat carbon graphite yang rentan patah ini sebaiknya pilihlah tegeg dengan ketebalan dindingnya minimal 0.7 mm…(pada bagian tiap2 ujung ruas yang terkecil).
Semakin tipis(<0.7 mm) tebal dindingnya maka akan semakin rentan patah tetapi keuntunganya adalah joran lebih ringan… Semakin tebal (>0.7 mm) tebal dindingnya maka akan semakin kuat tetapi kekuranganya adalah joran akan semakin berat…
Karena kebanyakkan pole rod yg sudah dipajang di toko akan terlihat sama saja, yg membedakan hanya tulisan dan label2nya. Ada low carbon,medium carbon,carbon,super cabon,Hi-carbon,dll….
Maka,jangan pernah tertipu oleh ‘additional cosmetic’ pada bagian permukaanya yg menyerupai garis2/serat2/ulir2 karena itu pada umumnya hanyalah “coating” yang membuat penampilan pole rod semakin wah…keliatanya…
Perlu dicatat, label carbon,hi carbon,dll yg tertulis pada rod tsb tidak selalu benar 100%,bisa saja terjadi 'under-rated'
3.PANJANG JORAN
dalam hal memilih panjang joran tegeg ini umumnya harus di sesuaikan dengan kondisi di lapangan (suitable)
menurut pengalaman saya panjang joran tegeg yang ideal untuk mancing baronang adalah: 4.5 m s/d 6.3 m (4.5 m,5m,5.4 m,6m,6.3m),karena relative lebih flexible,panjang 5.4 adalah the best…menurut saya lho…
pada tegeg dengan panjang ideal umumnya dari ujung ruas (tip) sampe bongkot bawah relative lurus (tidak melengkung/bending)
Keuntungan dan kekurangan tegeg dengan panjang di bawah 4.5 m (3.6 s/d 4 m)
à keuntunganya adalah tegeg lebih ringan,ringkas/simple, lbh efektiv kl baronang “main” di pinggiiir banget,dan kedalaman air relativ dangkal (1.5-2 m) dan lokasi mancing hampir selevel dengan dataran (posisi duduk)
à kekuranganya adalah akan mengalami kesulitan saat mancing di lokasi yang lebih tinggi/tidak selevel/agak extreme dengan dataran,dermaga2 tinggi(ga nyampe euy…), sulit menjangkau jika baron “main” agak ke tengah…(ga kebagian hik..hiks)
Keuntungan dan kekurangan tegeg dengan panjang di atas 6.3 m (6.3m,…more)
à keuntunganya adalah dengan mudah menjangkau lokasi yang lebih tinggi/tidak selevel/agak extreme dengan daratan,dengan mudah menjangkau jika baron “main” agak ke tengah,mudah explore spot2 baron yang agak ke tengah…
à kekuranganya lebih berat,kurang simpel/ringkas,mengalami sangat kesulitan jika angin bertiup agak kencang,ujung joran (tip) cenderung melengkung ke bawah (bending/convace)
pada tegek 6.3 m pun ujung joran (tip) sudah mulai terjadi lengkungan,biasanya garonger memotong beberapa cm untuk mengurangi hal ini dan menghasilkan ujung joran yang lebih lurus…
perlu di catat,pencantuman label panjang pada tegeg 360,450,540,630 tidak 100% benar,bisa saja terjadi ‘under rated’
4.SECTION (RUAS)
section(ruas) adalah salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat kekakuan dan kelenturan tegeg.
Beberapa tipe ruas:
à ruas banyak dan pendek dengan diameter besar (panjang ruas rata2 ± 40 s/d 60 cm)
tipe ini,keuntunganya: sangat simple,mudah di bawa /travelling,tegeg cenderung lebih kaku dan kuat…
kekuranganya: tegeg lebih berat,agak kesulitan pada saat pemasangan umpan jika menggunakan senar agak pendek karena harus menurunkan banyak ruas terlebih dahulu
cepat capek(kurang nyaman) karena membutuhkan tenaga extra karena harus menggenggam bongkot yg besar dan berat agak lama (kecuali system mancing di ge-letak-an)
contoh:-goldenfish green mate 540 legendaris (kl ga salah terdiri dari 9 ruas)
-dll
à ruas sedikit dan panjang sedang dengan diameter sedang cenderung kecil (panjang ruas rata2 ±70 cm s/d 90 cm)
tipe ini,termasuk kategori ideal karena tidak terlalu berat/ringan,kuat dan sedikit lentur pada bagian tip nya,masih tergolong flexible pada saat di bawa/ travelling,dan pada saat pengisian umpan cukup menurunkan 1 atau 2 ruas saja walaupun menggunakan senar agak pendek…
karena ukuran bongkotnya sedang cukup nyaman walaupun menggenggam agak lama…
contoh:-metanium line winder 540 (kl ga salah terdiri 6 ruas)
-maguro kevlar
-sunlit horse
-dll
à ruas sedikit dan panjang dengan diameter kecil (panjang ruas di 1 m…more)
tipe ini,keuntunganya lebih ringan dari tipe2 yg di sebut di atas,mudah dalam pengisian umpan,nyaman di genggam
kekuranganya,cenderung melengkung (bending) pada dari tip s/d beberapa ruas ke bawah (lebih dekat ke tipe slow action),kurang simple di bawa/travelling.
5.HARGA
kalo urusanya harga pasti urusanya sama kantong…
joran mahal tidak semuanya jaminan 100% quality….yang penting ‘smart buying’
6.Aksessoris
joran yang kwalitas nya baik umumnya di lengkapi tutup ruas joran yang comfortable (tidak terlalu keras) sehingga tidak merusak tip joran,cover body,dll
Periksalah dengan teliti joran tegeg yang akan di beli dengan seksama,bila perlu lakukan pengetesan dengan mengeluarkan 1 joran full untuk melihat tiap-tiap ruasnya…
Walaupun masih banyak kekuranganya sana-sini …semoga tips sederhana ini membantu buat rekan2 yunior yang berencana membeli joran tegeg baru..
Rekan2 garonger yang mo ikut nambahin silahkan….
Pertimbangan untuk memilih rod yg pertama dapat mengacu pada "ACTION".
Umumnya orang menyebut 'action' dari rod adalah untuk menggambarkan bagaimana rod itu melengkung dan kembali pada posisi semula.
'Fast action/fast taper' untuk rod yg melengkung dari ujung (tip) ke 1/3 bagian rod. Dan 'Slow action' untuk rod yg melengkung disepanjang body-nya.
Antara (Extreme) Slow sampai (Ultra) Fast action ada banyak definisi diantaranya....
Disini personal preference memegang peranan, garonger sendiri yg menentukan akan pilih yg mana.
Tetapi dengan mengetahui bagaimana action dari rod diterapkan dalam mancing akan sangat membantu….
Berdasarkan pengalaman saya dan para senior garonger tipe Fast action/fast taper adalah yang paling cocok untuk kategori mancing baronang.
2.KEKUATAN (LEVERAGE/PULLING POWER)
Pada dasarnya blank rod terbuat dari resin dengan campuran material2 yang lainya seperti lembaran fiberglass,carbon graphite,boron,kevlar,titanium atau campuran dari bahan2 lainya…
Kekuatan dan kelenturan sebuah rod umumnya di tentukan oleh material yang digunakan…
“Rod dibuat dengan cara melapisi 'mandrel' dengan bahan2 diatas. Mandrel adalah 'cetakan'-nya, terbuat dari stainless steel dengan bentuk menyerupai rod (berbentuk kerucut memanjang). Setelah dilapisi dengan bahan2 diatas, rod akan di 'oven' dan mandrel dibuka setelah rod 'matang'. Waktu meletakkan lapisan2 bahan di mandrel inilah kekuatan sebuah rod ditentukan, berapa banyak lapisannya (tebal-nya), panjangnya dan arah lapisannya (seratnya)”
Untuk kategori joran tegeg pada umumnya hanya tertera pada labelnya: low cabon,carbon,medium carbon,Hi carbon,super carbon,dll..dll..
Seperti dari sifat asalnya Carbon Graphite itu kaku dan mudah patah, maka High carbon Graphite lebih rentan terhadap hentakan/ benturan/pukulan yg mana tidak akan terjadi pada rod dari fiberglass. Tetapi ada keuntungannya, carbon graphite itu ringan dan peka (sensitif) terhadap getaran (dibanding fiberglass).
Karena itu kedua material ini digabung untuk mendapatkan kelebihan dari keduanya. Kalau kita mengamati dengan teliti pada pole rod, akan tampak garis2 carbon dan fiber &/ tumpukan lapisan yg memanjang atau melintang dari rodnya.
Tingkatan2 mulai dari Low s/d Ultra High carbon adalah untuk menunjukkan tingkat kekakuan sebuah rod dengan tanpa menambahnya menjadi semakin padat.
Makin tinggi tingkatnya (high/ultra high) makin kaku sebuah rod.
Hanya tentu saja akibatnya rod akan semakin rentan untuk patah.......
umumnya tegeg carbon yang ada di indo hampir tidak ada pencantuman label maximum (lbs) daya angkat kekuatan rod,
Maka dari itu untuk mengurangi sifat carbon graphite yang rentan patah ini sebaiknya pilihlah tegeg dengan ketebalan dindingnya minimal 0.7 mm…(pada bagian tiap2 ujung ruas yang terkecil).
Semakin tipis(<0.7 mm) tebal dindingnya maka akan semakin rentan patah tetapi keuntunganya adalah joran lebih ringan… Semakin tebal (>0.7 mm) tebal dindingnya maka akan semakin kuat tetapi kekuranganya adalah joran akan semakin berat…
Karena kebanyakkan pole rod yg sudah dipajang di toko akan terlihat sama saja, yg membedakan hanya tulisan dan label2nya. Ada low carbon,medium carbon,carbon,super cabon,Hi-carbon,dll….
Maka,jangan pernah tertipu oleh ‘additional cosmetic’ pada bagian permukaanya yg menyerupai garis2/serat2/ulir2 karena itu pada umumnya hanyalah “coating” yang membuat penampilan pole rod semakin wah…keliatanya…
Perlu dicatat, label carbon,hi carbon,dll yg tertulis pada rod tsb tidak selalu benar 100%,bisa saja terjadi 'under-rated'
3.PANJANG JORAN
dalam hal memilih panjang joran tegeg ini umumnya harus di sesuaikan dengan kondisi di lapangan (suitable)
menurut pengalaman saya panjang joran tegeg yang ideal untuk mancing baronang adalah: 4.5 m s/d 6.3 m (4.5 m,5m,5.4 m,6m,6.3m),karena relative lebih flexible,panjang 5.4 adalah the best…menurut saya lho…
pada tegeg dengan panjang ideal umumnya dari ujung ruas (tip) sampe bongkot bawah relative lurus (tidak melengkung/bending)
Keuntungan dan kekurangan tegeg dengan panjang di bawah 4.5 m (3.6 s/d 4 m)
à keuntunganya adalah tegeg lebih ringan,ringkas/simple, lbh efektiv kl baronang “main” di pinggiiir banget,dan kedalaman air relativ dangkal (1.5-2 m) dan lokasi mancing hampir selevel dengan dataran (posisi duduk)
à kekuranganya adalah akan mengalami kesulitan saat mancing di lokasi yang lebih tinggi/tidak selevel/agak extreme dengan dataran,dermaga2 tinggi(ga nyampe euy…), sulit menjangkau jika baron “main” agak ke tengah…(ga kebagian hik..hiks)
Keuntungan dan kekurangan tegeg dengan panjang di atas 6.3 m (6.3m,…more)
à keuntunganya adalah dengan mudah menjangkau lokasi yang lebih tinggi/tidak selevel/agak extreme dengan daratan,dengan mudah menjangkau jika baron “main” agak ke tengah,mudah explore spot2 baron yang agak ke tengah…
à kekuranganya lebih berat,kurang simpel/ringkas,mengalami sangat kesulitan jika angin bertiup agak kencang,ujung joran (tip) cenderung melengkung ke bawah (bending/convace)
pada tegek 6.3 m pun ujung joran (tip) sudah mulai terjadi lengkungan,biasanya garonger memotong beberapa cm untuk mengurangi hal ini dan menghasilkan ujung joran yang lebih lurus…
perlu di catat,pencantuman label panjang pada tegeg 360,450,540,630 tidak 100% benar,bisa saja terjadi ‘under rated’
4.SECTION (RUAS)
section(ruas) adalah salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat kekakuan dan kelenturan tegeg.
Beberapa tipe ruas:
à ruas banyak dan pendek dengan diameter besar (panjang ruas rata2 ± 40 s/d 60 cm)
tipe ini,keuntunganya: sangat simple,mudah di bawa /travelling,tegeg cenderung lebih kaku dan kuat…
kekuranganya: tegeg lebih berat,agak kesulitan pada saat pemasangan umpan jika menggunakan senar agak pendek karena harus menurunkan banyak ruas terlebih dahulu
cepat capek(kurang nyaman) karena membutuhkan tenaga extra karena harus menggenggam bongkot yg besar dan berat agak lama (kecuali system mancing di ge-letak-an)
contoh:-goldenfish green mate 540 legendaris (kl ga salah terdiri dari 9 ruas)
-dll
à ruas sedikit dan panjang sedang dengan diameter sedang cenderung kecil (panjang ruas rata2 ±70 cm s/d 90 cm)
tipe ini,termasuk kategori ideal karena tidak terlalu berat/ringan,kuat dan sedikit lentur pada bagian tip nya,masih tergolong flexible pada saat di bawa/ travelling,dan pada saat pengisian umpan cukup menurunkan 1 atau 2 ruas saja walaupun menggunakan senar agak pendek…
karena ukuran bongkotnya sedang cukup nyaman walaupun menggenggam agak lama…
contoh:-metanium line winder 540 (kl ga salah terdiri 6 ruas)
-maguro kevlar
-sunlit horse
-dll
à ruas sedikit dan panjang dengan diameter kecil (panjang ruas di 1 m…more)
tipe ini,keuntunganya lebih ringan dari tipe2 yg di sebut di atas,mudah dalam pengisian umpan,nyaman di genggam
kekuranganya,cenderung melengkung (bending) pada dari tip s/d beberapa ruas ke bawah (lebih dekat ke tipe slow action),kurang simple di bawa/travelling.
5.HARGA
kalo urusanya harga pasti urusanya sama kantong…
joran mahal tidak semuanya jaminan 100% quality….yang penting ‘smart buying’
6.Aksessoris
joran yang kwalitas nya baik umumnya di lengkapi tutup ruas joran yang comfortable (tidak terlalu keras) sehingga tidak merusak tip joran,cover body,dll
Periksalah dengan teliti joran tegeg yang akan di beli dengan seksama,bila perlu lakukan pengetesan dengan mengeluarkan 1 joran full untuk melihat tiap-tiap ruasnya…
Walaupun masih banyak kekuranganya sana-sini …semoga tips sederhana ini membantu buat rekan2 yunior yang berencana membeli joran tegeg baru..
Rekan2 garonger yang mo ikut nambahin silahkan….
memilih joran yang baik
Bagaimana caranya memilih joran fly
Joran fly didesain untuk meng-cast fly dengan cara membangun momentum pada fly line dan mengontrol arah dan jarak. Joran juga diciptakan untuk membantu pemancing saat bertarung melawan ikan, jadi ukuran dan kekuatan ikan yang menjadi target juga menentukan ukuran serta kelenturan joran yang digunakan.
Pada hampir seluruh joran fly yang modern terdapat beragam panjang dan ukuran yang disebut dengan “weight” diukur dari ukuran fly line yang menurut produsen joran tersebut adalah yang paling sesuai digunakan pada joran tersebut. Sebuah joran berukuran 5-weight dirancang untuk meng-cast line berukuran 5-weight pula, sementara joran berukuran 10-weight akan memiliki performa yang paling baik bila disandingkan dengan line berukuran 10-weight pula. Beragam jenis line weight atau berat line harus disesuaikan dengan kelenturan atau karakteristik load dari joran fly yang digunakan, dan perbedaan antara ukuran joran menjadi lebih besar secara progressive (perbedaan antara line berukuran 2- dan 3-weight tidak begitu besar dibandingkan dengan perbedaan antara line berukuran 11- dan 12-weight). Secara umum, semakin besar ukuran fly line, joran yang digunakan harus lebih keras/kaku agar dapat meng-cast line tersebut denganb aik. Akan tetapi, walaupun berada dalam satu category weight yang sama, joran-joran tersebut memiliki profil kelenturan yang berbeda-beda atau lebih dikenal dengan action.
Terminologi aksi joran (rod action) digunakan untuk merujuk pada tingkat kekerasan/kekakuan dari joran, kecepatan lentur (speed of recovery yaitu berapa cepat joran tersebut berhenti bergerak pada akhir dari suatu cast), dan kecenderungan untuk lentur di beberapa bagian tertentu dari joran. Pada joran manapun, beberapa joran diantaranya akan memiliki tingkat kekakuan yang tinggi pada bagian joran dekat dengan pegangan (grip) atau biasa disebut “butt section” sementara ujung jorannya sangat lentur. Sebagian joran yang lainnya memiliki kelenturan pada bagian tengahnya, dan pada sebagian lainnya memiliki kekakuan sepanjang tubuh joran.
Kebanyakan produsen joran fly sudah meninggalkan istilah action dan memilih menggunakan karakteristik performa dari joran dengan kecenderugannya untuk melentur pada bagian-bagian yang berbeda dari joran: mungkin anda pernah mendengar joran dengan ujung yang lembut atau “soft tips”, progressive taper, fast tip, stiff butt, mid flex, atau tip flex – tidak satupun terminology tersebut membantu pemancing dalam memilih joran kecuali pemancing tersebut mengerti mengapa joran dirancang sedemikian rupa untuk mencapai tujuan yang berbeda.
Joran yang dirancang dengan apik akan selalu dapat me-load line spesifik dengan ukuran joran tersebut dengan baik. Baik itu digunakan untuk meng-cast 20 kaki atau 80 kaki hasilnya akan tetap sama baiknya. Akan tetapi jika joran hanya dapat melakukan cast jarak jauh maka kemungkinan besar joran tersebut lebih kaku, sementara yang digunakan baik pada cast jarak pendek terbuat dari joran yang lebih lentur. Hal ini dikarenakan joran yang lebih lentur atau lebih ‘lambat’ mengijinkan pemancing untuk merasakan loading pada jorannya lebih cepat dan dengan jumlah line yang keluar dari ujung joran lebih pendek dibandingkan dengan joran yang lebih kaku atau cepat. Cast jarak jauh cenderung lebih mudah dicapai bila jumlah line yang keluar lebih banyak (bobot yang digunakan untuk melempar lebih besar) dan joran yang kaku lebih baik menopang bobot line yang lebih besar di udara ketimbang joran yang lebih lentur.
Mari kita asumsikan bahwa sebuah joran dirancang untuk digunakan bersama dengan ukuran fly line yang tepat. Joran tersebut dapat meng-cast jarak pendek dan memiliki backbone yang sesuai untuk melakukan cast jarak jauh. Joran seperti ini dikatakan sebagai joran yang memiliki karakter loading yang tepat untuk ukuran line tersebut. Produsen dapat melakukan penyesuaian sewaktu merancang joran dengan menentukan bagian mana dari joran yang dapat dibengkokkan paling maksimum atau paling minimum. Membuat joran lentur pada bagian ujung, tengah, atau bawah dapat digunakan untuk mendefinisikan suatu joran bagi seorang caster, baik itu untuk menyesuaikan dengan gaya castingnya atau untuk disesuaikan dengan kondisi memancing tertentu.
Sekarang anda memiliki gambaran bagaimana hal ini berkerja, mari kita lihat dua variasi memancing yang umum:
Dalam situasi yang pertama, anda mencari joran yang akan anda gunakan untuk memancing di aliran sungai kecil (stream), memancing jarak dekat, dan dengan ikan target berukuran kecil. Fly yang anda gunakan juga berukuran kecil dan ringan, mulai dari ukuran 12 hingga 20. Anda menginginkan joran anda untuk dapat cast jarak pendek dengan baik dan jarang sekali anda gunakan untuk cast lebih jauh dari 30 kaki. Anda juga ingin joran anda untuk dapat mempresentasikan fly dengan baik dipermukaan air, dan saat anda berhasil mengail seekor ikan, anda ingin merasakan perlawanan ikan melalui joran anda. Joran yang paling sesuai untuk kondisi memancing seperti ini adalah joran yang lentur mulai dari bagian tengah ke bawah, biasanya dirujuk dengan istilah joran dengan aksi “slow” atau “traditional”. Joran yang lentur dibagian tengahnya saja juga sesuai untuk kondisi ini. Anda tidak memerlukan joran yang kaku pada bagian bawah untuk bertarung dengan ikan berukuran kecil, akan tetapi anda menginginkan joran yang dapat anda rasakan saat anda mengeluarkan leader dari ujung joran, dan anda jelas menginginkan untuk dapat merasakan momentum pada line anda saat anda melakukan casting 20 sampai dengan 30 kaki. Joran berukuran 2-, 3-, sampai 4-weight sangat cocok untuk kondisi mancing seperti di atas.
Dalam kondisi yang kedua, anda mencari sebuah joran untuk memancing bonefish. Anda mengetahui bahwa ikan jenis ini memberi perlawanan yang sengit dan berenang dengan cepat, ukuran mereka dapat mencapai 5 kg dan dapat berenang hingga kecepatan 48 kilometer per jam, dan anda juga harus menghadapi angin saat casting. Ukuran fly yang anda gunakan mulai dari ukuran 2 sampai dengan 6, dan mungkin juga diberi pemberat. Hal ini membuat anda mencari joran dengan bagian bawah yang kaku agar dapat mengangkat ikan dengan segera sementara bagian tengah dan ujungnya lentur. Joran yang lentur pada bagian ujungnya seringkali disebut dengan ‘tip flex’, atau ‘tippy’, atau ‘fast-action’. Joran jenis ini memiliki kelenturan yang progressive ke bagian tengahnya saat semakin banyak line yang keluar untuk di cast. Anda juga menginginkan joran yang dapat menanggung beban yang tinggi sehingga dapat di cast dengan panjang line yang keluar dari ujung joran 20 hingga 30 kaki lebih baik dibandingkan dengan joran yang “slow”. Dalam kondisi seperti ini, joran berukuran 8- atau 9-weight adalah yang paling sesuai.
Joran dengan system taper yang kompleks dan memiliki profil kelenturan adalah hal yang baru dalam fly fishing. Sebelum dikenalkannya PVC fly line, sangat sedikit variasi fly line yang terdapat di pasar sehingga tidak menjadi dorongan untuk menciptakan joran dengan karakteristik performa yang khusus. Dalam kurun 50 tahun silam, species ikan yang dijadikan target dalam fly fishing juga menjadi tambah bervariasi begitu pula kondisi memancingnya. Walaupun secara garis besar, joran fly dibagi kedalam dua kelompok: single-handed (satu tangan) dan two-handed (dua tangan) – joran two-handed pertama kali diciptakan dan digunakan di Scotland sebagai cara untuk dapat meliput wilayah air yang lebih luas. Jumlah variasi performa joran yang disesuaikan dengan target ikan dan gaya memancing yang spesifik terlalu banyak untuk dapat disebutkan satu per satu. Hal ini membuat pemilihan joran fly menjadi hal yang menantang bukan hanya karena perbedaan yang tipis antara berbagai karakteristik performa melainkan juga karena masing-masing produsen cenderung menggunakan istilah mereka masing-masing.
Tahap demi tahap
Ikuti petunjuk sederhana di bawah ini untuk menentukan jora fly mana yang cocok untuk anda.
Pertama, tentukan ukuran joran yang anda inginkan berdasarkan species ikan yang paling sering menjadi target anda. Jika anda mayoritas mencari trout tapi anda menginginkan untuk memiliki joran serba bisa yang dapat digunakan untuk memancing ikan yang lebih besar (sekitar ukuran 50cm) dan menggunakan fly kecil berpola streamer, maka joran dengan ukuran 5-weight adalah pilihan yang tepat. Jika anda membeli joran yang dikhususkan untuk memancing trout berukuran kecil pada sungai di daerah atas pegunungan, pilihlah joran berukuran 3- atau 4-weight. Dan bila anda ingin memancing salmon dan rainbow trout yang besar, joran berukuran lebih kecil dari 7-weight tidak cocok digunakan. Untuk penggunaan di laut, pilihan umum adalah joran berukuran 8-weight untuk species bonefish, 10- weight untuk permit, atlantic tarpon kecil, dan barracuda; dan 12-weight untuk atlantic tarpon berukuran penuh. Semakin besar ikannya, semaking penting pertanyaan tentang sejauh mana efektifitas sebuah joran sebagai alat bertarung dengan ikan. Joran serba bisa yang umum digunakan adalah yang berukuran panjang 9 kaki. Anda bisa menjumpai joran satu tangan (single-hand rod) dengan ukuran yang bervariasi mulai dari 7 kaki hingga 10 kaki, tapi pada umunya para pemancing cukup puas dengan panjang joran 9 kaki kecuali jika ingin digunakan memancing di sungai kecil dimana banyak terdapat semak-semak atau anda menginginkan joran yang lebih panjang untuk menerapkan teknik khusus tertentu seperti nymph fishing.
Berikutnya, ajukan pertanyaan kepada diri anda sendiri apakah anda memerlukan joran yang terdiri dari 3 atau 4 bagian yang dapat dimasukkan kedalam koper, diikatkan pada ransel, atau dibawa masuk ke dalam kabin pesawat – atau joran yang terdiri dari 2 bagian yang anda biarkan terpasang selama musim memancing yang lebih nyaman bagi anda.
Jika anda sudah memilih ukuran, panjang, konstruksi, dan jumlah potongan jorannya, sekarang saatnya anda berpikir mengenai harga. Beberapa pabrikan mengkhususkan diri membuat joran fly yang ekonomis, sementara sebagian lainnya berkonsentrasi membuat joran yang mahal. Anda dapat membeli joran seharaga seratus dolar amerika dari retailer besar seperti Bass Pro, atau anda dapat membayar hingga 700 dolar untuk sebuah joran keluaran Sage, Orvis, Loomis atau merk premium lainnya (walaupun masing-masing menjual beragam joran dengan variasi harga yang beragam pula). Secara umum, joran dengan performa yang terbaik terbuat dari material yang lebih baik sehingga harganya pun menjadi lebih mahal. Namun jika anda baru saja memulai menggeluti dunia fly fishing, anda tidak akan mungkin dapat melakukan cast lebih baik dengan menggunakan joran seharga 500 dollar dibandingkan dengan jika anda menggunakan joran seharga 150 dollar, dan banyak ahli fly caster yang lebih memilih joran yang harganya berada ditengah-tengah range harga yang dikeluarkan oleh suatu pabrikan tertentu.
Bila anda sudah menentukan berapa harga yang anda ingin bayarkan, saatnya melihat lebih teliti lagi tawaran yang diajukan oleh pabrikan. Ingatlah yang saya katakana di awal artikel ini: masing-masing pabrikan memiliki standar performa joran yang unik dan berbeda satu dengan lainnya. Seorang pemancing dapat terpaku pada satu merk tertentu, dan itu dikarenakan pabrikan tersebut cenderung membuat jorannya mengikuti karakteristik tertentu yang berbeda dari pabrikan lainnya yang mana sesuai dengan karakteristik dari pemancing tersebut. Setelah semuanya dipertimbangkan, saatnya anda pergi ke fly shop terdekat dan mulai mencoba berbagai joran. Seorang ahli caster akan dapat dengan mudah dan cepat mengetahui joran mana yang ‘terasa’ baik, yang sesuai dengan karakteristik dan gaya memancingnya. Bagi para pemula disarankan untuk mencari joran yang terasa enak ditangan dan membuat mereka tidak jera melakukan casting. Dalam kedua kasus di atas, pilihan akhir dapat dipengaruhi oleh kosmetik marketing, selisih harga yang tipis, atau garansi yang diberikan oleh pabrikan.
Joran fly didesain untuk meng-cast fly dengan cara membangun momentum pada fly line dan mengontrol arah dan jarak. Joran juga diciptakan untuk membantu pemancing saat bertarung melawan ikan, jadi ukuran dan kekuatan ikan yang menjadi target juga menentukan ukuran serta kelenturan joran yang digunakan.
Pada hampir seluruh joran fly yang modern terdapat beragam panjang dan ukuran yang disebut dengan “weight” diukur dari ukuran fly line yang menurut produsen joran tersebut adalah yang paling sesuai digunakan pada joran tersebut. Sebuah joran berukuran 5-weight dirancang untuk meng-cast line berukuran 5-weight pula, sementara joran berukuran 10-weight akan memiliki performa yang paling baik bila disandingkan dengan line berukuran 10-weight pula. Beragam jenis line weight atau berat line harus disesuaikan dengan kelenturan atau karakteristik load dari joran fly yang digunakan, dan perbedaan antara ukuran joran menjadi lebih besar secara progressive (perbedaan antara line berukuran 2- dan 3-weight tidak begitu besar dibandingkan dengan perbedaan antara line berukuran 11- dan 12-weight). Secara umum, semakin besar ukuran fly line, joran yang digunakan harus lebih keras/kaku agar dapat meng-cast line tersebut denganb aik. Akan tetapi, walaupun berada dalam satu category weight yang sama, joran-joran tersebut memiliki profil kelenturan yang berbeda-beda atau lebih dikenal dengan action.
Terminologi aksi joran (rod action) digunakan untuk merujuk pada tingkat kekerasan/kekakuan dari joran, kecepatan lentur (speed of recovery yaitu berapa cepat joran tersebut berhenti bergerak pada akhir dari suatu cast), dan kecenderungan untuk lentur di beberapa bagian tertentu dari joran. Pada joran manapun, beberapa joran diantaranya akan memiliki tingkat kekakuan yang tinggi pada bagian joran dekat dengan pegangan (grip) atau biasa disebut “butt section” sementara ujung jorannya sangat lentur. Sebagian joran yang lainnya memiliki kelenturan pada bagian tengahnya, dan pada sebagian lainnya memiliki kekakuan sepanjang tubuh joran.
Kebanyakan produsen joran fly sudah meninggalkan istilah action dan memilih menggunakan karakteristik performa dari joran dengan kecenderugannya untuk melentur pada bagian-bagian yang berbeda dari joran: mungkin anda pernah mendengar joran dengan ujung yang lembut atau “soft tips”, progressive taper, fast tip, stiff butt, mid flex, atau tip flex – tidak satupun terminology tersebut membantu pemancing dalam memilih joran kecuali pemancing tersebut mengerti mengapa joran dirancang sedemikian rupa untuk mencapai tujuan yang berbeda.
Joran yang dirancang dengan apik akan selalu dapat me-load line spesifik dengan ukuran joran tersebut dengan baik. Baik itu digunakan untuk meng-cast 20 kaki atau 80 kaki hasilnya akan tetap sama baiknya. Akan tetapi jika joran hanya dapat melakukan cast jarak jauh maka kemungkinan besar joran tersebut lebih kaku, sementara yang digunakan baik pada cast jarak pendek terbuat dari joran yang lebih lentur. Hal ini dikarenakan joran yang lebih lentur atau lebih ‘lambat’ mengijinkan pemancing untuk merasakan loading pada jorannya lebih cepat dan dengan jumlah line yang keluar dari ujung joran lebih pendek dibandingkan dengan joran yang lebih kaku atau cepat. Cast jarak jauh cenderung lebih mudah dicapai bila jumlah line yang keluar lebih banyak (bobot yang digunakan untuk melempar lebih besar) dan joran yang kaku lebih baik menopang bobot line yang lebih besar di udara ketimbang joran yang lebih lentur.
Mari kita asumsikan bahwa sebuah joran dirancang untuk digunakan bersama dengan ukuran fly line yang tepat. Joran tersebut dapat meng-cast jarak pendek dan memiliki backbone yang sesuai untuk melakukan cast jarak jauh. Joran seperti ini dikatakan sebagai joran yang memiliki karakter loading yang tepat untuk ukuran line tersebut. Produsen dapat melakukan penyesuaian sewaktu merancang joran dengan menentukan bagian mana dari joran yang dapat dibengkokkan paling maksimum atau paling minimum. Membuat joran lentur pada bagian ujung, tengah, atau bawah dapat digunakan untuk mendefinisikan suatu joran bagi seorang caster, baik itu untuk menyesuaikan dengan gaya castingnya atau untuk disesuaikan dengan kondisi memancing tertentu.
Sekarang anda memiliki gambaran bagaimana hal ini berkerja, mari kita lihat dua variasi memancing yang umum:
Dalam situasi yang pertama, anda mencari joran yang akan anda gunakan untuk memancing di aliran sungai kecil (stream), memancing jarak dekat, dan dengan ikan target berukuran kecil. Fly yang anda gunakan juga berukuran kecil dan ringan, mulai dari ukuran 12 hingga 20. Anda menginginkan joran anda untuk dapat cast jarak pendek dengan baik dan jarang sekali anda gunakan untuk cast lebih jauh dari 30 kaki. Anda juga ingin joran anda untuk dapat mempresentasikan fly dengan baik dipermukaan air, dan saat anda berhasil mengail seekor ikan, anda ingin merasakan perlawanan ikan melalui joran anda. Joran yang paling sesuai untuk kondisi memancing seperti ini adalah joran yang lentur mulai dari bagian tengah ke bawah, biasanya dirujuk dengan istilah joran dengan aksi “slow” atau “traditional”. Joran yang lentur dibagian tengahnya saja juga sesuai untuk kondisi ini. Anda tidak memerlukan joran yang kaku pada bagian bawah untuk bertarung dengan ikan berukuran kecil, akan tetapi anda menginginkan joran yang dapat anda rasakan saat anda mengeluarkan leader dari ujung joran, dan anda jelas menginginkan untuk dapat merasakan momentum pada line anda saat anda melakukan casting 20 sampai dengan 30 kaki. Joran berukuran 2-, 3-, sampai 4-weight sangat cocok untuk kondisi mancing seperti di atas.
Dalam kondisi yang kedua, anda mencari sebuah joran untuk memancing bonefish. Anda mengetahui bahwa ikan jenis ini memberi perlawanan yang sengit dan berenang dengan cepat, ukuran mereka dapat mencapai 5 kg dan dapat berenang hingga kecepatan 48 kilometer per jam, dan anda juga harus menghadapi angin saat casting. Ukuran fly yang anda gunakan mulai dari ukuran 2 sampai dengan 6, dan mungkin juga diberi pemberat. Hal ini membuat anda mencari joran dengan bagian bawah yang kaku agar dapat mengangkat ikan dengan segera sementara bagian tengah dan ujungnya lentur. Joran yang lentur pada bagian ujungnya seringkali disebut dengan ‘tip flex’, atau ‘tippy’, atau ‘fast-action’. Joran jenis ini memiliki kelenturan yang progressive ke bagian tengahnya saat semakin banyak line yang keluar untuk di cast. Anda juga menginginkan joran yang dapat menanggung beban yang tinggi sehingga dapat di cast dengan panjang line yang keluar dari ujung joran 20 hingga 30 kaki lebih baik dibandingkan dengan joran yang “slow”. Dalam kondisi seperti ini, joran berukuran 8- atau 9-weight adalah yang paling sesuai.
Joran dengan system taper yang kompleks dan memiliki profil kelenturan adalah hal yang baru dalam fly fishing. Sebelum dikenalkannya PVC fly line, sangat sedikit variasi fly line yang terdapat di pasar sehingga tidak menjadi dorongan untuk menciptakan joran dengan karakteristik performa yang khusus. Dalam kurun 50 tahun silam, species ikan yang dijadikan target dalam fly fishing juga menjadi tambah bervariasi begitu pula kondisi memancingnya. Walaupun secara garis besar, joran fly dibagi kedalam dua kelompok: single-handed (satu tangan) dan two-handed (dua tangan) – joran two-handed pertama kali diciptakan dan digunakan di Scotland sebagai cara untuk dapat meliput wilayah air yang lebih luas. Jumlah variasi performa joran yang disesuaikan dengan target ikan dan gaya memancing yang spesifik terlalu banyak untuk dapat disebutkan satu per satu. Hal ini membuat pemilihan joran fly menjadi hal yang menantang bukan hanya karena perbedaan yang tipis antara berbagai karakteristik performa melainkan juga karena masing-masing produsen cenderung menggunakan istilah mereka masing-masing.
Tahap demi tahap
Ikuti petunjuk sederhana di bawah ini untuk menentukan jora fly mana yang cocok untuk anda.
Pertama, tentukan ukuran joran yang anda inginkan berdasarkan species ikan yang paling sering menjadi target anda. Jika anda mayoritas mencari trout tapi anda menginginkan untuk memiliki joran serba bisa yang dapat digunakan untuk memancing ikan yang lebih besar (sekitar ukuran 50cm) dan menggunakan fly kecil berpola streamer, maka joran dengan ukuran 5-weight adalah pilihan yang tepat. Jika anda membeli joran yang dikhususkan untuk memancing trout berukuran kecil pada sungai di daerah atas pegunungan, pilihlah joran berukuran 3- atau 4-weight. Dan bila anda ingin memancing salmon dan rainbow trout yang besar, joran berukuran lebih kecil dari 7-weight tidak cocok digunakan. Untuk penggunaan di laut, pilihan umum adalah joran berukuran 8-weight untuk species bonefish, 10- weight untuk permit, atlantic tarpon kecil, dan barracuda; dan 12-weight untuk atlantic tarpon berukuran penuh. Semakin besar ikannya, semaking penting pertanyaan tentang sejauh mana efektifitas sebuah joran sebagai alat bertarung dengan ikan. Joran serba bisa yang umum digunakan adalah yang berukuran panjang 9 kaki. Anda bisa menjumpai joran satu tangan (single-hand rod) dengan ukuran yang bervariasi mulai dari 7 kaki hingga 10 kaki, tapi pada umunya para pemancing cukup puas dengan panjang joran 9 kaki kecuali jika ingin digunakan memancing di sungai kecil dimana banyak terdapat semak-semak atau anda menginginkan joran yang lebih panjang untuk menerapkan teknik khusus tertentu seperti nymph fishing.
Berikutnya, ajukan pertanyaan kepada diri anda sendiri apakah anda memerlukan joran yang terdiri dari 3 atau 4 bagian yang dapat dimasukkan kedalam koper, diikatkan pada ransel, atau dibawa masuk ke dalam kabin pesawat – atau joran yang terdiri dari 2 bagian yang anda biarkan terpasang selama musim memancing yang lebih nyaman bagi anda.
Jika anda sudah memilih ukuran, panjang, konstruksi, dan jumlah potongan jorannya, sekarang saatnya anda berpikir mengenai harga. Beberapa pabrikan mengkhususkan diri membuat joran fly yang ekonomis, sementara sebagian lainnya berkonsentrasi membuat joran yang mahal. Anda dapat membeli joran seharaga seratus dolar amerika dari retailer besar seperti Bass Pro, atau anda dapat membayar hingga 700 dolar untuk sebuah joran keluaran Sage, Orvis, Loomis atau merk premium lainnya (walaupun masing-masing menjual beragam joran dengan variasi harga yang beragam pula). Secara umum, joran dengan performa yang terbaik terbuat dari material yang lebih baik sehingga harganya pun menjadi lebih mahal. Namun jika anda baru saja memulai menggeluti dunia fly fishing, anda tidak akan mungkin dapat melakukan cast lebih baik dengan menggunakan joran seharga 500 dollar dibandingkan dengan jika anda menggunakan joran seharga 150 dollar, dan banyak ahli fly caster yang lebih memilih joran yang harganya berada ditengah-tengah range harga yang dikeluarkan oleh suatu pabrikan tertentu.
Bila anda sudah menentukan berapa harga yang anda ingin bayarkan, saatnya melihat lebih teliti lagi tawaran yang diajukan oleh pabrikan. Ingatlah yang saya katakana di awal artikel ini: masing-masing pabrikan memiliki standar performa joran yang unik dan berbeda satu dengan lainnya. Seorang pemancing dapat terpaku pada satu merk tertentu, dan itu dikarenakan pabrikan tersebut cenderung membuat jorannya mengikuti karakteristik tertentu yang berbeda dari pabrikan lainnya yang mana sesuai dengan karakteristik dari pemancing tersebut. Setelah semuanya dipertimbangkan, saatnya anda pergi ke fly shop terdekat dan mulai mencoba berbagai joran. Seorang ahli caster akan dapat dengan mudah dan cepat mengetahui joran mana yang ‘terasa’ baik, yang sesuai dengan karakteristik dan gaya memancingnya. Bagi para pemula disarankan untuk mencari joran yang terasa enak ditangan dan membuat mereka tidak jera melakukan casting. Dalam kedua kasus di atas, pilihan akhir dapat dipengaruhi oleh kosmetik marketing, selisih harga yang tipis, atau garansi yang diberikan oleh pabrikan.
Langganan:
Postingan (Atom)